Kalangan Ekonomi Bawah Rentan Sakit Jantung dan Stroke
- REUTERS / Michalis Karagiannis
VIVA – Jika sebelumnya ada anggapan bahwa penyakit stroke dan jantung koroner hanya menyerang masyarakat kelas menengah ke atas, data justru menunjukkan sebaliknya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Kementerian Kesehatan tahun 2013, Prof. DR. dr. Akmal Taher, SpU(K), Staf Khusus Menteri Kesehatan RI bidang Peningkatan Pelayanan justru mengatakan bahwa penyakit tersebut kini lebih banyak diderita kalangan menengah ke bawah.
"Makin miskin makin tinggi, artinya penyebabnya paling banyak, salah satunya makanan. Dulu makanannya yang enggak begitu mampu bersih, masak sendiri, sedangkan sekarang lebih sembarangan," ungkap Akmal dalam pertemuan media Pencerah Nusantara, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 12 April 2018.
Sementara itu, lanjut dia, masyarakat menengah ke atas lebih sadar akan makanan yang lebih sehat dan lebih bernutrisi.
"Orang ekonomi menengah ke atas sekarang sudah, misalnya, dengan mengganti gula yang lebih sehat, kemudian minyaknya yang memiliki (kandungan) omega 3. Sementara yang tidak mampu makan gorengan yang dimasak berkali-kali," kata dia.
Di samping itu, dari aspek aktivitas fisik, Akmal, mengatakan bahwa masyarakat menengah bawah sekarang justru sangat kurang akan aktivitas fisik. Bahkan untuk sekadar berjalan. Banyak yang lebih memilih naik motor ketimbang berjalan.
"Sementara yang menengah ke atas lebih aktif nge-gym. Ini menjelaskan kita makin perlu mengintervensi gaya hidup agar lebih sehat," kata dia.