Usia 20 Lebih Rentan Alami Gangguan Jiwa, Ini Alasannya

Ilustrasi menderita.
Sumber :
  • http://health.kerals.com

VIVA – Gangguan kesehatan jiwa, dialami 1 dari tiga orang di dunia. Namun, sayangnya masih banyak dari masyarakat yang menganggap remeh hal tersebut dan membiarkannya. 

Dalam kasus yang lebih parah, bahkan masyarakat kerap memberi stigma orang-orang dengan gangguan jiwa. 

Menurut pakar kejiwaan dari PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia), seksi Bipolar, Dr Hervita Diatri, selama rentang kehidupan usia dewasa awal atau sekitar 20-30 tahun merupakan usia yang paling rentan alami gangguan kesehatan jiwa. 

"Memang usia 20-30 tahun itu usia dewasa baru (usia tanggung), masih mencari teman. Seusia itu kapasitas untuk curhat dengan orang 'yang benar' sangat sedikit," ungkapnya ditemui VIVA usai Seminar Kesehatan World Bipolar Day 2018, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 20 Maret 2018.

Terlebih, lanjut Hervita, di usia tersebut juga tengah masuk dalam fase hidup yang baru. Seperti misalnya peralihan dari sekolah dengan cara belajar di perguruan tinggi yang jauh berbeda pada saat SMA. 

"Jadi stressor-nya lumayan besar karena perubahan, tapi kapasitas untuk menanggungnya belum optimal," kata dia. 

Di samping itu, aspek spiritual juga berpengaruh pada kondisi kesehatan jiwa seseorang. Menurut Hervita, aspek spiritual tidak melulu dipahami sebagai kepatuhan secara tata keagamaan. 

"Spiritual yang dimaksud yang basic atau sebatas makna hidup. Apa yang kita sebut spiritual itu adalah cara hidup. Bagaimana dia mendefinisikan hidup dan dia bermakna, itu yang penting. Sehingga itu juga yang menjadi proteksi dia untuk mengakhiri hidupnya," ungkap Hervita.