Benarkah Vape Lebih Aman Ketimbang Rokok Tembakau?
- pixabay/LindsayFox
VIVA – Rokok menjadi salah satu faktor risiko penyebab kanker. Seperti banyak diketahui bahwa kanker menjadi salah satu penyakit pembunuh paling tinggi di dunia. Di Indonesia angka kanker terus mengalami peningkatan tajam.
Meski tingkat kesadaran akan gaya hidup sehat juga mengalami kenaikan, namun masih banyak terjadi salah kaprah di masyarakat. Termasuk dalam hal konsumsi rokok. Banyak yang menganggap mengganti rokok tembakau dengan rokok elektrik atau vape bisa menurunkan risiko penyakit.
Padahal, menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo, vape meski diklaim lebih aman, tetap saja menimbulkan risiko kanker.
"Pada dasarnya rokok yang dihisap itu bukan hanya tembakaunya saja tapi juga kertasnya, sama seperti kita bakar kertas lalu dihisap, itu lebih buruk," kata Aru saat ditemui di acara War On Cancer South East Asia 2018 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.
Di vape, ada pula nikotin yang juga merupakan bahan karsinogenik. Meski disebut memiliki dampak buruk lebih sedikit pada kesehatan, tapi Aru menegaskan, belum ada bukti bahwa bisa menurunkan risiko kanker.
Secara teoritis, ada 100 perokok tembakau yang bisa terkena kanker, sementara vape ada 60 perokok. Tapi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa perokok vape bisa masuk ke dalam 40 orang yang tidak terkena kanker.
Baik vape maupun rokok yang dilinting kertas, sama-sama berdampak negatif bagi kesehatan. Karena dampaknya yang sama buruk itu, secara internasional sudah banyak negara yang melarang penggunaan vape. Selain berefek buruk pada kesehatan, asapnya juga dinilai mengganggu sekitar.