Bisa Mengendap Dalam Lemak, Mikroplastik Picu Kanker

Ilustrasi botol plastik
Sumber :
  • Pixabay/techmania

VIVA – Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan yang berbasis di State University of New York di Fredonia bersama jurnalisme Orb Media, terkait mikroplastik baru-baru ini menghebohkan masyarakat. 

Penelitian yang menganalisis 259 botol dari 19 lokasi di sembilan negara, dengan 11 merek yang populer di masyarakat termasuk di Indonesia, menemukan bahwa rata-rata air mineral tersebut mengandung 325 partikel plastik (mikroplastik) dalam setiap liter airnya. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Laboratorium Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung, Ir.Akhmad Zainal Abidin, M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu terburu-buru khawatir. Terlebih terkait dengan dampaknya secara jangka panjang pada kesehatan.

"Kalau di dampak bagi kesehatan, kalau dari kita orang ahli plastik, plastik itu barang yang tidak bereaksi dengan yang lain," ungkap Zainal saat dihubungi VIVA, Jumat 16 Maret 2018. 

Sebab itu, dia menyebut bahwa sejauh ini penggunaan plastik sebagai wadah minuman cukup aman untuk digunakan. Dia memaparkan, hal itu karena plastik sendiri tidak larut dan tercampur ke dalam tubuh. 

"Jadi walaupun plastik kecil itu kemakan itu akan ke luar lagi. (Jadi) enggak ada masalah, itu akan ke luar lagi bersama feses,  bersama kotoran," kata dia. 

Jika memang plastik tersebut biodegredeble, hal itu juga tidak perlu begitu dikhawatirkan. Menurut Zainal sekali pun itu dicerna, juga akan keluar bersama dengan kotoran.

"Saya kira itu yang saya amati karena dari sisi prosedur dan pengujian di seluruh dunia belum ada saintifik metodenya," kata dia.

Memicu Kanker

Sementara itu pakar Toksikologi, Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si. berkata lain. Dalam wawancara tvOne Jumat 16 Maret 2018 ia menyebut bahwa mikroplastik sangat berbahaya bagi tubuh manusia jika mengendap lama.

"Hingga kini memang belum ada penelitian yang fokus mendalami masalah toksisitas dan efek nanoplastik pada manusia. Namun, kasus yang banyak diketahui sejauh ini nanoplastik hanya mencemari biota laut seperti plankton dan zooplankton, sehingga menimbulkan kelainan biologis hewan laut," ujarnya.

Namun, secara teori kedokteran ia mengatakan bahwa nanoplastik yang masuk ke dalam tubuh memang berbahaya meskipun belum ada penelitiannya.

"Yang dikhawatirkan adalah jika mikroplastik akan terdeposisi atau menempel pada jaringan lemak atau kelenjar limpa dan mengendap sehingga berdampak pada penyakit hormonal bahkan kanker. Jika sudah mengendap di jaringan lemak akan sulit sekali dilepaskan," ujarnya.

Ia menekankan bahwa kandungan mikroplastik bukan hanya terdapat dalam air minum seperti yang diberitakan saat ini. Keberadaan mikroplastik terkandung dalam produk kosmetik, baju, dan lain-lain.