Pakaian Dalam Impor Berjeli, Lakukan Ini untuk Cegah Kuman

Bra/pakaian dalam.
Sumber :
  • Pixabay/jackmac34

VIVA – Pekan lalu, Kementerian Perdagangan menemukan pakaian dalam berupa bra dan celana dalam yang diduga diimpor dari China dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi pemakainya. Dari informasi yang diberikan diketahui bahwa pakaian dalam impor tersebut dijual tanpa izin edar alias bodong.

Direktur Pengawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Wahyu Hidayat, mengatakan, bra dan celana dalam itu pertama kali ditemukan di Riau setelah terdapat laporan ada wanita yang mengaku payudaranya sakit usai menggunakan pakaian dalam tersebut.

Pakaian dalam memang cukup sensitif karena terjadi kontak langsung dengan area kewanitaan. Karenanya, selain pemilihan bahan yang tepat, ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika membeli pakaian dalam baru.

Philip M. Tierno, Ph.D., seorang profesor mikrobiologi dan patologi di New York University School of Medicine, dilansir dari laman You Beauty, mengatakan kalau wanita terbilang unik dalam hal pembelian pakaian dalam, di mana mereka terkadang mencobanya terlebih dahulu sebelum membeli. Itu artinya, pakaian dalam yang Anda beli mungkin sebelumnya sudah dipakai oleh orang lain.

Tidak ada kebijakan toko yang menjamin apakah setiap pembeli memakai langsung pakaian dalam yang akan dibelinya, atau Anda mendapatkan produk yang benar-benar baru. Dan meskipun tidak ada yang mencoba pakaian dalam itu, sudah ada banyak tangan yang mungkin menyentuhnya, mulai dari pekerja pabrik yang mengemasnya, pekerja toko yang menatanya di tempat pajangan, hingga pembeli yang tertarik melihat, kemudian menaruhnya kembali.

Dengan banyaknya orang menyentuh, Tierno menjelaskan, datanglah banyak kuman seperti stphylococcus, MRSA dan norovirus (dikenal juga sebagai flu perut), yang menempel pada tubuh seseorang.

"Kuman bisa hidup di manapun dari beberapa menit di atas kain, hingga enam bulan dalam kasus ini," ujarnya.

Karena itu, penting untuk mencuci pakaian dalam Anda untuk melarutkan ribuan bahan kimia yang kemungkinan digunakan dalam proses produksinya. Kapas disemprot dengan pestisida, yang kemudian menyatu dengan kain. Lalu kapas seringkali dicampur dengan serat sintetis seperti nylon, akrilik, polyester atau Spandex, yang masing-masing saja sudah mengandung 8.000 bahan kimia untuk produksi.

Saat semuanya selesai dibuat, produk itu kemungkinan akan disemprot dengan fungisida untuk menjaga dari jamur tumbuh di atasnya saat pengiriman, pewarnaan dengan pewarna kimia, diproses dengan bahan pengawet agar warna tidak pudar, dilapisi dengan bahan antinoda dan tahan api, dilembutkan dengan phthalates, dan diproses dengan formaldehida.

Setiap proses ini bisa menyebabkan kontak dermatitis yang menimbulkan gatal, iritasi dermitis, dan vulvitis, atau membuat vulva bengkak. Ketika bahan kimia itu menyebabkan iritasi dan membuat kelembaban terjebak di area yang sudah lembab dan bisa memicu puritus ani, gatal di area genital.

Insiden dari efek buruk karena pakaian-pakaian dalam baru memang sedikit, begitu pula dengan usaha untuk menghindari efek negatif itu semua. Satu kali pencucian yang benar bisa mengeliminasi kumpulan kuman dan bahan kimia pada kain dan menjaga Anda tetap aman dan nyaman.