Mitos dan Fakta Kedelai, Salah Satunya Bikin Sperma Loyo
- Pixabay/Zhekalee
VIVA – Makanan berbahan dasar kacang kedelai cukup populer di Indonesia. Selain disajikan sebagai camilan, kedelai juga diolah menjadi tahu dan tempe sebagai lauk makan sehari-hari.
Selain itu, susu kedelai juga sering dijadikan alternatif pengganti susu sapi bagi orang yang alergi protein hewani.
Namun, ada beberapa rumor yang beredar terkait kedelai dan makanan olahannya. Apa saja rumor itu dan bagaimana kebenarannya? Berikut ini penjelasan dari Dr med.dr Maya Surjadjaja, MS, SpGK., dalam acara Ayo Hidup Sehat yang tayang di tvOne, Jumat, 9 Februari 2018.
Kacang kedelai dapat menyerap kalsium di tulang dan mencegah osteoporosis
Kedelai yang difermentasi, kaya akan kandungan vitamin K2 yang berperan menyerap kalsium dari makanan yang dikonsumsi tubuh, untuk diteruskan ke tulang. (Fakta)
Membantu wanita menghadapi menopause
Menjelang masa menopause, tubuh wanita mengalami penurunan hormon estrogen yang berakibat pada susah tidur, jantung berdebar. Mengonsumsi penganan olahan kedelai dapat menyeimbangkan hormon estrogen. (Fakta)
Kacang kedelai menyebabkan kanker payudara
Protein dalam kedelai diketahui bisa meningkatkan aktivitas gen yang berkaitan dengan pertumbuhan kanker. Menurut Rita, ada dua produk olahan kedelai, yakni yang difermentasi dan non fermentasi.
Olahan yang non fermentasi, tahu dan susu kedelai, tidak menghilangkan nutrisi dari kedelai, di mana ada zat antinutrien yang menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi terus-menerus dan menumpuk di dalam tubuh. Sebagai langkah aman, Rita menyarankan agar mengonsumsi kedelai yang telah difermentasi, seperti tempe dan kecap. (Fakta)
Kedelai mengganggu kesuburan pria
Kedelai mengandung zat yang menyerupai hormon estrogen pada wanita. Mengonsumsi kedelai secara terus-menerus dapat meningkatkan zat tersebut yang dapat mengganggu keaktifan sperma.
Meski begitu, bukan berarti pria dilarang mengonsumsi kedelai sama sekali. Hanya tidak dianjurkan setiap hari. Terutama olahan kedelai yang non fermentasi. (Fakta)
Susu kedelai bisa dijadikan pengganti ASI
"Jelas tidak," kata Rita. Alasannya, ASI adalah asupan wajib yang manfaatnya tak tergantikan. Jika pada kondisi tertentu ibu tak bisa memproduksi ASI, kandungan susu formula yang berasal dari sapi tetap lebih baik dibanding susu kedelai.
Namun, apabila kondisi sangat darurat dan tak ada pilihan lain, boleh memberikan susu kedelai pada bayi. (Mitos)
Untuk informasi lebih lengkap mengenai mitos dan fakta kedelai, dapat Anda saksikan di kanal video tvOne dan VIVA.co.id dengan topik Ayo Hidup Sehat.