Hati-hati, Cedera Tulang Belakang Bisa Berujung Kematian
- Dok. tvOne
VIVA – Cedera tulang belakang yang berat, bisa akibatkan kematian segera. Sebab fungsi alat vital serta organ penting di dalam tubuh kita turut diatur oleh sumsum tulang belakang.
Pada tubuh manusia, terdapat bundel serat saraf yang lunak dan memanjang dari dasar otak ke bagian punggung bawah. Bagian ini kita sebut dengan sumsum tulang belakang. Posisinya dilindungi oleh tulang belakang.
Keberadaan sumsum tulang belakang ini terhitung krusial untuk mendukung proses penyampaian pesan antara otak dan saraf tulang belakang agar dapat terjalin dengan baik.
Karena fungsinya menghubungkan antara otak dan bagian-bagian tubuh lainnya, maka cedera pada sumsum tulang belakang dapat berimplikasi kepada gangguan sensorik dan motorik di sekujur tubuh.
Kerusakan saraf dan cedera tulang belakang dapat dipicu oleh penyebab traumatis (primer) atau nontraumatis (sekunder) yang dialami oleh tulang belakang.
Miliki fungsi yang sangat penting, kita harus ekstra hati-hati. Dalam acara Ayo Hidup Sehat yang tayang di tvOne, Rabu, 7 Februari 2018, Dr Norman Zainal SpOT. M. Kes. FICS, CCD serta dr Rita Kumalasari, Sp-KFR memberikan tips dalam menangani cedera tulang belakang.
"Cedera di bawah batang otak hingga tulang belakang, bisa memicu kondisi kronis jangka panjang berupa kelumpuhan," menurut Dr Norman. Ia juga menambahkan, kematian segera bisa terjadi bila cedera dialami oleh batang otak.
Sayangnya banyak masyarakat awam yang memperlakukan cedera tulang belakang, sama seperti cedera anggota tubuh lain. Misalnya dengan pergi ke tukang urut. Padahal hal ini sangat berisiko, menurut Dr Rita, "Kita tidak tahu apakah ada bagian yang geser atau patah. Kadangkala ini tidak terlihat secara kasat mata. Kalau diurut, justru bisa merusak saraf," imbuhnya.
Lain hal dengan obat gosok atau minyak gosok yang masih tergolong aman, selama tidak dilakukan penekanan pada tulang belakang. "Minyak gosok, kalau hanya dioles tanpa diurut, masih boleh. Rasa hangat dari minyak akan membuat pembuluh darah melebar, relaksasi sehingga peredaran darah ke saraf jadi lebih baik," lanjut Dr Rita.
Adanya anggapan orang gemuk rentan cedera tulang belakang, Dr Norman angkat bicara. "Sebenarnya itu adalah mitos, karena cedera berkaitan erat dengan kekuatan tulang belakang. Anggapan tersebut muncul karena biasanya orang gemuk malas bergerak, jadi tulang belakangnya menjadi keropos. Ini peringatan agar lebih aktif bergerak," imbuhnya.
Ditanya soal duduk terlalu lama picu cedera, menurut Dr Norman, ini pun merupakan mitos. Ia melanjutkan "Dihitung dari aspek biomekanik, memang beban tulang belakang lebih berat saat duduk, dibanding ketika berdiri. Sebab, posisi duduk bertumpu pada tulang belakang, jadi ada baiknya duduk dengan rileks." Dr Norman menambahkan, kalau bekerja dalam sif panjang dengan posisi duduk, sebaiknya setiap satu jam bergerak sedikit untuk berganti posisi.
Cedera tulang belakang identik dengan operasi segera. Hal ini dibenarkan oleh Dr Norman dan juga Dr Rita, jika cedera yang dialami berat. Sehingga mengalami kelumpuhan, gangguan pernapasan atau sulit buang air. Sebelum operasi, pasien harus menjalani serangkaian pemeriksaan seperti MRI dan CT Scan.
Dr Norman membantah kalau operasi tulang belakang bisa sebabkan kelumpuhan. Justru tujuan operasi untuk memperbaiki saraf. "Tapi tidak usah khawatir, karena kini kita sudah dilengkapi dengan teknologi yang baik serta dokter yang terlatih untuk melakukan prosedur operasi," imbuh Dr Norman.
Penyembuhan cedera juga tidak bisa dengan sederhana, misal dengan berbaring. Dr Rita melanjutkan "Berbaring tidak bisa menyembuhkan cedera. Kecuali jika hanya otot yang tertarik."
Wanita lanjut usia berisiko alami cedera, sebab makin bertambahnya umur, hormon estrogen yang memperkuat tulang makin berkurang, hingga rentan alami tulang keropos.
Jika Anda berniat menolong korban kecelakaan yang alami cedera tulang belakang, Anda harus mengamankan jalan napas, baringkan di atas permukaan keras dari kepala hingga kaki, lalu evakuasi secara perlahan.