Terapi Ampuh untuk Atasi Disfungsi Ereksi

Ilustrasi pria ereksi
Sumber :

VIVA – Tidak bisa memberi nafkah batin untuk istri, jadi salah satu kekhawatiran para pria.

Sudah ada standar untuk hubungan seksual aktif, yaitu hubungan seks itu dilakukan 2-3 kali seminggu dengan durasi minimal tiga menit, serta mencapai kepuasan. Bila tidak terpenuhi, maka bisa dikatakan disfungsi seksual.

Seperti yang dulu pernah dialami oleh P (65). Usia yang tak lagi muda, membuat kejantanannya lunglai. Tapi kini P sudah merasa lega, kondisinya jauh membaik tanpa bergantung pada obat-obatan. Dengan wajah sumringah, P bercerita "Kualitas hubungan intim dengan istri sangat meningkat, bahkan frekuensi hubungan bisa meningkat hingga tiga kali seminggu.”

Hal itu disampaikan P kepada Dr Wisnu Laksmana, SpU yang telah membantunya mengatasi masalah Disfungsi Ereksi (DE).

Menurut Dr Wisnu dari Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS), P tak seorang diri, banyak pasien yang mengalami masalah kejantanan, salah satunya tidak bisa 'berdiri'.

Tapi tidak perlu risau apalagi stres, sebab dunia kedokteran semakin maju dan canggih untuk penanganan masalah DE. Salah satu terapi yang terbukti manjur, adalah Therapy Linier Shock Wave Therapy (LSWT).

“Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah ada alat-alat yang bisa membantu menyelesaikan,” kata dr. Wisnu. Dia menambahkan dengan menggunakan LSWT, pasien penderita DE bisa terbantu tanpa harus minum obat-obatan terus menerus. Sebab, pemberian obat-obatan dalam jangka panjang tidak baik bagi pasien itu sendiri.

Tidak semua pasien dengan keluhan DE langsung diberikan terapi. Dokter alumnus Universitas Airlangga tersebut menguraikan, ada langkah diagnosa yang harus dilakukan.

Dr Wisnu Laksmana, SpU ungkap terapi untuk atasi masalah DE.

Pertama, dicari penyebab atau pemicu DE. Apakah gangguan tersebut berkaitan dengan psikososial, gangguan medis atau gabungan keduanya. Pengaruh psikososial, misalnya bagaimana hubungan suami istri, lingkungan tempat kerja, lingkungan keluarga dan masalah kehidupan sosial lainnya. Jika penyebabnya karena psikososial maka akan dibantu oleh psikolog atau psikiater.

Tapi jika tidak ada masalah dengan psikososial, maka aspek kesehatan yang menjadi fokus, mulai pemberian obat sampai yang terakhir penggunaan alat LSWT. “Penggunaan LSWT sebagai pilihan terakhir,” papar Dr Wisnu.

DE disebabkan oleh terganggunya peredaran darah pada pembuluh darah besar di kiri dan kanan batang penis. Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga menjadi pemicu seperti diabetes dan kolesterol tinggi. Biasanya penderita penyakit tersebut mengalami kerusakan pada pembuluh darah, sehingga tidak bisa terisi darah secara maksimal.

Untuk menangani permasalahan itu, Dr Wisnu akan mengutamakan penyembuhan penyakit terlebih dulu. Jika sudah tertangani, maka diberikan pengobatan DE dengan medikamentosa. Akan tetapi jika sudah diberi obat-obatan, ternyata  tidak perubahan maka tindakan terakhir adalah menggunakan LSWT.

Cara kerja LSWT yakni dengan memberikan 300 kali tembakan dengan gelombang kejut di empat tempat masing-masing di kiri dan kanan batang penis serta di kiri kanan bawah buah zakar. “Tidak terasa sakit cuma celekit-celekit dikit. Therapy ini memakan waktu satu jam,” jelas Dr Wisnu.

Dengan tembakan gelombang kejut diharapkan lapisan dinding pembuluh darah yang rusak bisa mengelupas, kemudian dirangsang untuk membentuk sel baru sehingga kualitas pembuluh darah bisa kembali normal.

Kualitas pembuluh darah di penis itu sendiri, lanjut Dr Wisnu, bukan sekadar untuk mengeraskan atau mengencangkan penis saja,  tetapi sekaligus untuk menjaga agar durasi hubungan intim bisa kembali normal.  “Kalau kualitas pembuluh darah normal, maka darah beserta katupnya bisa menjaga agar durasi ereksi cukup lama,” imbuhnya.

Terapi LSWT dilakukan empat kali dengan jeda satu minggu, “Kalau dua kali belum ada terasa manfaatnya, tetapi begitu ketiga dan keempat biasanya pasien sudah merasakan ada perubahan,” jelas Wisnu, jika sudah membaik maka tidak diperlukan obat-obatan kecuali ada hal-hal tertentu.

Namun Wisnu menjelaskan kepada pasien lanjut usia jangan berharap setelah terapi LSWT kemampuan seksualnya bisa kembali seperti ketika masih usia 20 tahun,  “Tentu tidak bisa, kita harus jelaskan terus terang. Usia seseorang akan berpengaruh terhadap organ-organnya yang lainnya, yang penting tetap bisa melakukan kegiatan seksual secara aktif dan membuat kualitas hidupnya lebih baik dengan tidak bergantung konsumsi obat terus menerus, itu yang diharapkan" kata Wisnu yang tingkat keberhasilan LSWT ini mencapai 70-80 persen.

Jangan malu untuk berobat, sebab menurut Dr Wisnu, pasien akan ditangani secara personal, mulai pendaftaran sampai tempat pemeriksaan juga di ruangan tersendiri, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan privasi terjaga.