Kekayaan Bikin Orang Ogah Berkomitmen

Ilustrasi orang egois.
Sumber :
  • Pexels/freestocks.org

VIVA – Sebuah riset baru yang dilakukan oleh Swansea University mengungkapkan bahwa kekayaan bisa mendorong seseorang lebih memilih hubungan jangka pendek.

"Tidak semua orang memilih untuk berkomitmen jangka panjang. Para psikolog evolusioner percaya bahwa apakah seseorang memilih hubungan jangka pendek daripada komitmen seumur hidup, sebagian bergantung pada keadaan mereka, seperti seberapa sulit jika membesarkan anak sebagai orangtua tunggal," jelas Dr Andrew G. Thomas yang memimpin penelitian.

Tim peneliti menganalisis pilihan hubungan dari 151 pria dan wanita, di mana pria berjumlah 75 dan sisanya wanita. Mereka kemudian diminta untuk melihat foto dari 50 calon pasangan potensial dan kemudian mengindikasikan pilihan mereka akan bersedia menjalin hubungan jangka panjang atau pendek dengan masing-masing foto yang ditunjukkan.

Di fase yang kedua, para partisipan ditunjukkan serangkaian gambar dari barang-barang mewah yang berkaitan dengan kekayaan seperti mobil sport, perhiasan, mansion, dan lokasi-lokasi mewah.

Setelah itu, para partisipan diminta untuk melihat lagi foto-foto itu dan menandainya kembali berdasarkan berapa lama mereka ingin menjalin hubungan.

Setelah melihat gambar-gambar kekayaan, ditemukan bahwa baik partisipan wanita dan pria menandai lebih banyak pasangan untuk menjalin hubungan jangka pendek dibandingkan dengan hasil sebelumnya, peningkatannya mencapai 16 persen.

"Penting diketahui, ketika keadaan mereka berubah, kita berharap pilihan mereka juga berubah menyesuaikan keadaannya," kata Thomas seperti dikutip dari laman Times of India.

Apa yang sudah dilakukan dalam riset ini, Thomas melanjutkan, adalah untuk mendemonstrasikan perubahan ini pada perilaku, untuk pertama kalinya, dalam sebuah latar eksperimen. Setelah partisipan diberikan petunjuk bahwa lingkungannya memiliki banyak sumber daya, mereka menjadi cenderung memilih pasangan untuk hubungan jangka pendek.

Para peneliti juga menemukan bahwa pilihan itu juga berubah ketika mereka dihadapkan pada foto binatang ganas dan interaksi bayi. Studi ini dipublikasikan di edisi terbaru Evolution and Human Behaviour.