Peneliti Temukan Obat Baru untuk Penderita Kanker Limfoma

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA – Data dari GLOBOCAN menyebutkan, limfoma merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak di dunia. Kematian akibat penyakit ini, yakni dari Limfoma Non-Hodgkin dan Limfoma Hodgkin masih sangat tinggi, yakni mencapai setengah dari kasus baru.

Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Pada dasarnya, limfoma terbagi menjadi dua tipe yakni limfoma Hodgkin (LH) dan limfoma Non-Hodgkin (LNH).

Sekitar 90 persen pasien limfoma adalah penderita LNH dan sisanya adalah penderita LH. Di Indonesia sendiri, diperkirakan lebih dari 14.500 pasien limfoma yang terdeteksi pada tahun 2013 berdasarkan data Riset Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik indonesia.

"Rata-rata hidup penderita limfoma adalah lima tahun, setelah terdeteksi penyakit limfoma dengan tingkat keganasan tertentu dan treatment tertentu. Tapi, ada treatment terbaru yang tengah dikembangkan oleh para peneliti dan ahli adalah obat onkologi Bendamustine," ujar peneliti sekaligus spesialis Hematologi Onkologi Medik, Prof. Rummel MJ, MD, PhD, dalam acara Dexa Group Kembangkan Terapi Kanker Limfoma yang Efektif, di kawasan Bintaro, Jakarta, Sabtu 27 Januari 2018.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipublikasi di Jurnal Kedokteran terkemuka LANCET, oleh Prof. Rummel MJ, MD, PhD, dari Rumah Sakit Universitas Giessen di Jerman, penelitian tersebut melibatkan dua kelompok pasien, yakni 77 pasien yang mendapatkan perawatan dengan Bendamustine R dan 109 pasien yang mendapatkan perawatan CHOP-R.

Pada bulan ke-117, sebanyak 52 pasien yang menggunakan CHOP-R mendapatkan treatment Bendamustine R untuk pengobatan keduanya. Sementara 27 pasien yang menggunakan treatment Bendamustine R, menjalani perawatan keduanya dengan CHOP-R.

Prof. Rummel mengemukakan penelitiannya lebih lanjut. Menurutnya, jika ditilik dari keberlangsungan hidup pasien limfoma, angka kematian pasien yang menggunakan perawatan dengan Bendamustine lebih sedikit jika dibandingkan dengan angka kematian pasien dengan perawatan CHOP-R.

"Kombinasi Bendamustine plus Rituximab, bisa mempertahankan kualitas hidup sebanyak 50 persen hingga 7 tahun. Lamanya durasi ini, dapat dimanfaatkan pasien dengan aktivitas pengendalian penyakit, yang juga dapat mendorong keberlangsungan hidup yang lebih lama pada penderita limfoma," jelas Prof. Rummel.