2030, Angka Penderita Kanker di Indonesia Naik 7 Kali Lipat

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA – Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dan nomor tujuh di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2013, tercatat prevalensi penyakit kanker sudah mencapai 0,14 persen, atau 347.792 orang dari total populasi penduduk.

Yang membuat miris, berdasarkan prediksi badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), pada 2030, jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat tujuh kali lipat.

Dr. Wong Seng Weng, selaku ahli Onkologi dan Konsultasi Spesialis daru The Cancer Center, SMG, saat media gathering di kawasan Jakarta Pusat, menjelaskan bahwa semua orang memiliki sel kanker di tubuhnya.

"Sel kanker memiliki perkembangan yang abnormal, dapat menyebar dan menyerang sel normal lain layaknya ‘teroris’ dan sel ini tidak memiliki waktu tenggat hidup. Jika sel ini sudah menyebar ke organ-organ lain, pemberantasan penyakit kanker secara tuntas sangat sulit tercapai," ucapnya di Hong Kong Cafe Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.

Karena itu, kata dia, melakukan pendeteksian dini melalui mamograf, pap smear, kolonosopi, biopsi hingga pengecekan darah secara berkala bisa mengurangi risiko penyebaran sel kanker lebih luas. Mengingat sel kanker bisa menggandakan diri lebih cepat, di mana jika ditemukan satu sentimeter kanker, berarti ada satu triliun sel kanker.

Lebih lanjut, tak hanya berdasarkan garis keturunan (gen) saja yang bisa membuat seseorang berisiko mengidap penyakit kanker. Orang dengan gaya hidup yang tidak sehat pun bisa memicu aktifnya sel kanker itu di dalam tubuh.

"Tidak hanya gen, gaya hidup tidak sehat pun bisa memicu. Beberapa yang memicu antara lain (konsumsi) sosis, daging ham dan rokok menjadi penyebab terbesar kanker," bebernya.