Pameran Seni Unik Terinspirasi Hewan Eksotis Badak Sumatera
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Badak menjadi salah satu spesies yang paling terancam punah di bumi. Terdapat lima spesies badak di dunia, dua di antaranya berada di Indonesia, yakni Badak Jawa dan Badak Sumatera.
Dari dua itu, ternyata Badak Sumatera merupakan spesies yang paling terancam dengan jumlah populasi diperkirakan kurang dari 100 ekor akibat perubahan fungsi hutan dan perburuan.
Tak sedikit dari kita yang belum mengenal lebih jauh mengenai spesies yang terancam punah ini. VIVA pun memberikan sedikit rangkuman dari pemaparan Country Director Indonesia Program Wildlife Conservation Society, Dr. Noviar Andayani mengenai badak Sumatera.
Ukuran tubuh
Badak Sumatera merupakan badak yang memiliki ukuran tubuh paling kecil di antara badak-badak lainnya. "Selain kecil, pembeda Badak Jawa dan Sumatera ada pada culanya, kalau Badak Sumatera memiliki dua cula. Selain itu, badak Sumatera memiliki bulu di sekujur tubuhnya," ujarnya.
Daerah persebaran
Hingga kini tercatat kurang dari 100 spesies badak Sumatera yang berada di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas.
"Kemarin kami menemukan ada badak Sumatera yang berada di satu lokasi yang bukan merupakan kawasan konservasi, yakni di Kutai Barat Kalimantan Timur," kata dia.
Masa regenerasi
Untuk bereproduksi, ternyata badak Sumatera memerlukan waktu tiga tahun, dengan masa subur 24 hari. "Meski begitu, dalam waktu tersebut belum tentu ketika bertemu mereka siap untuk kawin. Ketika ketemu mungkin sang jantan siap, ternyata betina tidak begitu pula sebaliknya," ujar dia.
Makanan
Berbeda dengan badak lainnya, badak Sumatera mengonsumsi makanan dari pepohonan makanya tak heran jika badak ini tidak memiliki mulut yang rata seperti badak pada umumnya.
Dengan kebiasannya ini, ternyata badak Sumatera secara tidak langsung membantu membentuk ekosistem karena dia sering berkeliling hutan untuk menyebar bibit.
"Mereka memakan biji pepohonan di hutan sering keliling hutan untuk sebar biji mereka pun sering disebut sebagai petani karena hal itu. Dan bisa disimpulkan bahwa badak memiliki peranan penting dalam konservasi di Sumatera," kata dia.
Untuk menyelamatkan badak Sumatera dari kepunahan, Tim Badak yang terdiri dari Yayasan Badak Indonesia (YABI), World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF), Wildlife Conservation Society Indonesia (WCS), Forum Konservasi Leuser (FKL), Leuser International Foundation (LIF) didukung oleh International Rhino Foundation (IRF) dan kontribusi dari The Walt Disney Company menggelar rangkaian acara berupa pameran seni yang bertajuk Pameran Seni Badak Sumatera: Harta Karun Indonesia yang Tersembunyi.
Pameran yang digelar di Lantai 1 Gedung Perpustakaan Nasional pada 19 hingga 21 Januari 2018, menampilkan beberapa karya seni lukis dari seniman dalam dan luar negeri. Dari beberapa karya tersebut adalah salah satu karya ilustrator asal Indonesia bernama Citra Marina.
Selain itu ada beberapa pameran pun yang cukup menyita perhatian publik, yakni karya milik Reza Mustar yang berjudul Life. Karya seni printed ini menceritakan kondisi badak yang terancam punah akibat manusia yang membunuh badak ini untuk estetika, mitos, gengsi dan bersenang-senang.
Selain itu, ada juga karya Naela Ali, Diela Maharanie, The Popo, Mochtar Sarman, serta kontribusi dari seniman Disney Imagineers yaitu Joe Rohde, Morgan Richardson, Zsolt Hormay, dan fotografer satwa liar, Paul Hilton. Tak hanya itu, Monstore dan Matoa Indonesia juga berpartisipasi dengan menghasilkan produk edisi spesial mereka yang terinspirasi dari Badak Sumatera.
Nantinya, semua karya dan produk yang ditampilkan di pameran seni ini akan disumbangkan langsung oleh para seniman dan mitra mereka kepada program Konservasi Badak Sumatera.