Tahukah Kamu Simbol Selandia Baru Bukan Buah Kiwi, Tapi Ini

Buah kiwi
Sumber :
  • Pixabay/Alexas_Fotos

VIVA – Bicara Selandia Baru tak terlepas dari Kiwi, sebutan bagi warganya. Sebutan kiwi yang dimaksud di sini, bukan berasal dari nama buah kiwi, yang juga banyak tumbuh di negara ini, melainkan dari salah satu spesies burung asal Selandia Baru.

Hal itu diungkapkan oleh Gilbert, seorang pemandu wisata yang ditemui VIVA saat berkunjung ke Auckland, dalam rangka memenuhi undangan dari Tourism New Zealand (TNZ) baru-baru ini.

"Banyak orang yang tidak tahu bahwa sebutan Kiwi bagi kami (orang Selandia Baru) berasal dari nama burung kiwi. Buah kiwi sendiri bukan berasal dari Selandia baru, tapi dari China," ujar Gilbert.

Nama kiwi yang diberikan untuk burung ini berasal dari bahasa Maori, suku asli Selandia baru. Zaman dahulu, bulu burung kiwi digunakan untuk membuat pakaian tradisional suku Maori.

Burung kiwi adalah burung yang tidak bisa terbang dari genus famili Apteryx. Ukurannya seperti ayam, namun spesies ini merupakan hewan yang terancam punah, sehingga sangat dilindungi di Selandia Baru.

Burung ini menjadi simbol Selandia Baru karena dianggap memiliki semangat nasional negeri tersebut, yakni mampu bertahan dan berevolusi selama jutaan tahun. Kiwi dijadikan sebagai ikon negara tersebut juga merupakan salah satu cara mendorong upaya-upaya pelestarian dan perlindungan bagi kelangsungan hidup mereka.

Replika burung kiwi di Auckland Museum, Selandia Baru. FOTO: VIVA/Tasya Paramitha

Jumlah burung kiwi kian menurun lantaran dimangsa oleh sejumlah hewan predator mamalia, seperti anjing, kucing, ferret dan cerpelai. Ada lima jenis atau spesies burung kiwi yang berbeda di tiap daerah di Selandia Baru. Dua di antaranya terancam punah, dua spesies lagi rentan punah dan satu spesies hampir punah.

Tak heran jika saat ini terdapat begitu banyak kawasan konservasi yang dibuat di Selandia Baru untuk sejumlah flora dan fauna di sana, termasuk burung kiwi. Salah satunya adalah Tawharanui Regional Park-East Coast di Matakana, Pulau Utara yang sempat kami kunjungi. Di sana, tak hanya burung kiwi, berbagai spesies burung lain juga dilindungi dan dikembangbiakkan.

Kebetulan Gilbert juga merupakan aktivis lingkungan yang turut terjun dalam usaha melindungi spesies burung di sana. Ia menjelaskan, untuk menghindari hewan-hewan predator, kawasan konservasi itu dikelilingi oleh pagar khusus yang tidak bisa mereka tembus. Beberapa pagar juga didesain untuk membuat para predator bingung dan menjebak mereka.

"Alasan utama populasi burung kiwi menurun karena mereka tak bisa terbang sehingga mudah dimangsa predator," ucapnya.