Menyucikan Diri, Filosofi di Balik Prosesi Adat Bleketepe

Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.
Sumber :
  • Instagram @allseasonsphoto

VIVA – Selasa pagi, 7 November 2017, Presiden Joko Widodo memasang bleketepe sebagai rangkaian pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu di kediamanannya, di Jalan Kutai Utara Sumber, Banjar Sari, Surakarta, Jawa Tengah.

Lewat akun Facebook resminya, orang nomor satu di Indonesia ini membagikan video berisi momen pemasangan bleketepe yang ia lakukan bersama istrinya, Iriana dan kedua putranya, Gibran dan Kaesang.

Menurut Jokowi, makna di balik prosesi pemasangan bleketepe adalah menyucikan diri calon pengantin dari kotoran yang melekat di jiwa dan raga sebelum memasuki upacara yang suci, yakni pernikahan.

"Pagi ini saya memulai prosesi pernikahan anak saya Kahiyang Ayu, dengan pemasangan bleketepe. Bleketepe adalah anyaman daun pohon kelapa yang masih hijau. Selain sebagai peneduh, filosofi pemasangan bleketepe adalah orangtua mengajak mempelai menyucikan diri dari kotoran yang melekat pada jiwa dan raga," tulis Jokowi di akun Facebook-nya.

Bleketepe sendiri terbuat dari daun kelapa yang masih hijau dan dianyam dengan ukuran rata-rata 50 sentimeter x 200 sentimeter. Bleketepe merupakan perwujudan dari suatu tempat penyucian di kahyangan para dewa yang dinamakan Bale Katapi.

Bale artinya tempat, katapi dari kata ‘tapi’ yang berarti membersihkan dan memilahkan kotoran-kotoran untuk kemudian dibuang.

Dengan demikian, pemasangan bleketepe dapat diartikan secara luas sebagai ajakan orangtua dan calon pengantin kepada semua orang yang terlibat di dalam upacara hajatan untuk berproses bersama menyucikan hati.

Hal itu juga yang menjadi harapan dari Presiden Jokowi. Ia juga meminta restu kepada rakyat Indonesia untuk memberi doa dan restu untuk Kahiyang, putri tercintanya.

"Harapannya agar pengantin kelak mendapat kemuliaan. Mohon doa restu," kata Jokowi.

Akad nikah dan resepsi Kahiyang dan Bobby Nasution akan diselenggarakan pada Rabu besok, 8 November 2017.