Indonesia Tundukkan Korea di Kompetisi Balet Internasional
Sabtu, 26 Agustus 2017 - 15:43 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Putri Firdaus
VIVA.co.id – Selain memborong emas di ajang olahraga SEA Games 2017, Indonesia juga patut berbangga bahwa sebanyak tujuh orang putri terbaik Tanah Air berhasil meraih prestasi membanggakan di ajang Asian Grand Prix 2017 International Ballet Competition. Kompetisi ini diadakan pada 5-12 Agustus 2017.
Menurut Claresta Alim, pelatih dari 25 pebalet cilik Indonesia, ini merupakan kali pertama Indonesia berhasil meraih sejumlah medali di kompetisi tersebut. Indonesia berhasil mengalahkan saingan beratnya seperti Korea, Singapura, Filipina, dan Jepang.
Baca Juga :
"Setelah tujuh kali dihelat, ini pertama kalinya Indonesia pulang membawa medali," kata Claresta yang juga merupakan pebalet internasional saat ditemui di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2017.
Menurutnya, sebanyak 13 dari 28 anak didikan Marlupi Dance Academy yang ikut bertanding di ajang tersebut berhasil lolos ke babak final. Tujuh di antaranya meraih posisi lima besar dengan perolehan 3 medali emas, 1 medali perunggu, 2 Fonteyn Prize (peringkat 4), dan 1 Sansha Prize (peringkat 5).
Medali emas diraih oleh Rebecca Alexandria Hadibroto, Ilona Jahja, dan Freya Zaviera Narendrasetya. Medali perunggu oleh Alexandria Charlotte Eleanore, peringkat 4 oleh Efania Sumanadevi dan Alya Fathiyyah Zulfa Fonteyn Prize serta peringkat 5 diraih oleh Raissa Septi Azmi.
Claresta juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar di dunia balet. Betapa tidak, pebalet Indonesia yang tidak menjalani full day school balet layaknya Jepang dan Korea dapat dapat merebut medali emas dari saingan terberatnya.
"Kalau negara lain seperti Jepang atau Korea, mereka sekolah balet full satu hari dan anaknya homeschooling. Kalau anak-anak ini (Indonesia) tidak. Pulang sekolah mereka langsung balet empat jam setiap hari, waktunya terbatas tapi bisa menang," ucapnya bangga.
Sebagai informasi, Asian Grand Prix 2017 International Ballet Competition diikuti oleh sejumlah negara seperti China, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Singapura, Kanada, Malaysia, termasuk Indonesia.