Kisah Stephanie Kurlow, Balerina Berhijab Pertama di Dunia
- Instagram/Stephanie Kurlow
VIVA.co.id – Menjadi penari balet dengan menggunakan hijab, menjadi sesuatu yang tidak biasa, apalagi jika berada di lingkungan dengan masyarakat dengan kelompok muslim sebagai minoritas, seperti di Australia.
Tapi, Stephanie Kurlow, perempuan berusia 15 tahun asal Australia ini berhasil membuktikannya. Dia menunjukkan, meski menggunakan hijab, hal itu tidak menghentikan langkahnya untuk menggapai impiannya menjadi balerina berhijab pertama di dunia.
Ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Stephanie mengungkapkan bahwa dirinya telah menari sejak berusia dua tahun, tapi sempat berhenti di tahun 2010 setelah dia dan keluarganya masuk Islam. Dia mengatakan bahwa dia telah berjuang untuk menemukan sebuah sekolah yang dapat mengakomodasi kebutuhan religius dan impiannya untuk menjadi balerina.
"Saya mendapatkan banyak komentar dan bisikan kecil dari orang-orang yang mengatakan bahwa saya tidak dapat melakukannya, dan ada beberapa bagian dunia balet yang hanya melihat saya dari pakaian yang saya pakai, atau kepercayaan yang saya miliki," kata dia, kepada VIVA.co.id.
Meski banyak diskriminasi yang didapatkannya. Hal itu nyatanya tetap tidak bisa menghentikan langkanya. Ada banyak orang yang juga menginspirasinya untuk menggapai impiannya. Beberapa diantaranya Misty Copeland, balerina Afrika-Amerika, Noor Tagouri, pembawa berita Amerika pertama yang mengenakan jilbab, dan Amna al-Haddad, pembawa acara angkat berat dari Uni Emirat Arab yang mengenakan jilbab.
"Kepercayaan diri saya yang membuat saya terus maju untuk menggapai mimpi saya. Tidak peduli anggapan miring orang-orang, saya terus mencapai mimpi saya, tujuan hidup saya," kata dia.
Bahkan, dia juga berencana untuk mengumpulkan sejumlah uang, untuk akhirnya bisa membuka sekolah seni pertunjukan di Sydney yang akan mengakomodasi siswa dengan latar belakang budaya yang beragam.
"Saya ingin membuka sekolah untuk anak - anak dari latar belakang ras yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, sesuatu yang sangat inklusif. Saya ingin semua orang mempunyai kesempatan untuk menggapai mimpinya,"
Meskipun ada kritik dari beberapa Muslim yang mengklaim menjadi balerina adalah haram, atau dilarang, Stephanie bersikeras bahwa dia tidak akan berhenti
"Saya pikir itulah yang mungkin telah menghentikan beberapa Muslim lain untuk mengikuti karir yang mereka inginkan, tapi saya tahu apa yang saya lakukan itu benar dan saya akan terus melakukannya," katanya.
"Saya ingin anak muda sekarang tahu walaupun suatu terlihat tidak mungkin bukan berarti tidak mungkin, Jika kamu melakukannya dengan kerja keras kamu bisa menggapainya"