RI 'Patenkan' Kapal Pinisi, Pantun dan Pencak Silat ke PBB
- VIVA.co.id/Adinda Permatasari
VIVA.co.id – Tahun ini Pemerintah Indonesia – melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) – mengusulkan kapal pinisi, pantun, dan pencak silat menjadi Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda ke lembaga United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris, Perancis. Ini merupakan lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan.
Untuk mensosialisasikan dan mencari dukungan pengajuan warisan budaya ini dari masyarakat, maka Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud menyelenggarakan pameran di Graha Insan Berpestasi, Kemendikbud, Jakarta. Pameran ini bertujuan untuk mempublikasikan pengajuan kapal pinisi, pantun, dan pencak silat sebagai ICH List UNESCO.
"Ketiganya sudah diajukan, baik kapal pinisi, pantun dan pencak silat. Untuk pinisi, pada 4-6 Desember nanti akan diputuskan menjadi Warisan Budaya Takbenda di dunia pada saat UNESCO akan melakukan rapatnya di Seoul, Korea Selatan," ujar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Nadjamuddin Ramly kepada media usai membuka pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road to UNESCO di Gedung A, Kemendikbud, Jakarta, Selasa, 25 April 2017.
Sementara untuk pantun, karena diajukan bersama dengan Malaysia, maka akan dirapatkan dan ditetapkan pada tahun 2018. Sedangkan pencak silat yang memiliki siklus dua tahunan, maka akan ditetapkan pada tahun 2019.
Nadjamuddin berharap, setelah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, ketiganya bisa memberikan dampak positif pada masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat miskin. Antara warisan dunia dan masyarakat harus beriringan di dalam aplikasi dan implementasi ekonomi," ujarnya.
Nadjamuddin memaparkan, yang diangkat dalam warisan budaya pinisi adalah arsitek tradisi pembuatan kapal yang ada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, khususnya Pantai Takabonerate. Sedangkan pencak silat adalah filosofi sejarah dari pencak silat daerah, seperti Jawa Barat, Sumatera, maupun kelompok agama.
Pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road to UNESCO ini akan dilangsungkan selama tiga hari. Rangkaian kegiatan pameran akan diisi oleh berbagai pertunjukan kesenian dan workshop. (ren)