Menyorot Kesetaraan Gender di Hari Perempuan Internasional
- VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Kesetaraan gender masih dipandang sebelah mata. Banyak kebijakan publik yang masih melakukan diskriminasi pada gender tertentu.
Untuk itu, di Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Rabu, 8 Maret 2017, Jurnal Perempuan, didukung Kedutaan Besar Kanada, menyelenggarakan pemutaran sebuah film berjudul Empire of Dirt, mengenai permasalahan di dalam tiga generasi perempuan.
Aksi ini dilakukan, untuk mengingatkan kembali sosok perempuan, yang saat ini masih dipandang sebelah mata.
"Pendekatan pemerintah Kanada mengakui bahwa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak, dibutuhkan untuk mempercepat kemajuan pertumbuhan sosio-ekonomi serta pembangunan sebuah negara," ujar Duta Besar Kanada untuk Indonesia, MacArthur, dalam perayaan Hari Perempuan Internasional 2017, di Balai Sarwono, Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Menurut MacArthur, kesetaraan gender dimulai dari kerja sama pemimpin sebuah negara. Sehingga, rakyatnya akan gotong royong untuk menghapus diskriminasi gender itu.
"Saya senang bahwa kabinet di Indonesia cukup kuat dengan 30 persennya perempuan. Karena, penelitian menunjukkan, perempuan dalam politik akan memberi perhatian pada isu yang tidak diperhatikan orang lain,” katanya.
Karena itu, perspektif gender perlu diadopsi dalam kebijakan pembangunan. Pemahaman yang lebih baik terkait isu tertentu, sangat penting dalam menjalankan kebijakan pembangunan yang benar-benar dibutuhkan. Serta, hal ini juga untuk memastikan bahwa pembangunan negara, berjalan dengan kualitas lebih baik.
"Kita butuh kebijakan publik yang didesain untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan memastikan perempuan mendapatkan kesempatan dan hak yang sama dengan kaum pria," katanya lagi.
Adapun studi statistik di Eropa, kesetaraan gender yang lebih luas menampilkan kualitas hidup yang lebih tinggi. Bahkan, menurunkan kemungkinan terjadinya depresi, perceraian serta kasus kematian karena kekerasan bagi pria dan wanita.