Ini Tiga Kategori Penggila Foto Selfie

Foto selfie.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id – Memamerkan gaya rambut atau riasan wajah baru, hingga destinasi liburan impian, semua orang sudah akrab dengan yang namanya swafoto alias selfie.

Kini, sebuah penelitian baru mengungkap, mereka yang suka berselfie dapat dibagi ke dalam tiga kategori sesuai dengan tujuan Anda ketika mengambil foto itu.

Penelitian selfie ini dilakukan oleh Brigham Young University, yang menginvestigasi kegilaan media sosial untuk membuat ketiga kategori tersebut.

Untuk membuat ketiga kategori ini para peneliti meminta 46 partisipan untuk menyusun alasan kenapa mereka mau mengambil selfie dari yang sangat mendorong mereka hingga yang kurang.

Ketiga kategori yang para peneliti buat adalah sebagai berikut seperti dilansir Daily Mail.

Komunikator

Kategori ini dikatakan suka berselfie terutama karena ingin terlibat dalam percakapan dan mengajak diskusi. Kelompok ini ingin berbagi informasi dengan orang lain, misalnya menunjukkan kepada temannya kemana mereka pergi dan apa yang mereka lakukan. Tipe komunikator juga menggunakan selfie sebagai cara mendokumentasikan kehidupan mereka dan membuat kenangan.

Publisis pribadi

Mirip dengan kategori sebelumnya, publisis pribadi juga senang membagi detail kehidupan mereka tapi ada satu faktor yang membedakan. Mereka tidak ingin memfokuskan selfie pada lokasi atau acara tapi lebih kepada potret diri mereka.

Kelompok ini dikatakan senang membagi foto yang menunjukkan diri mereka di saat paling menarik dan mereka bisa mengatur bagaimana mereka terlihat dibandingkan dengan foto yang katakanlah seseorang tempel pada akun mereka yang tidak mereka ambil sendiri.

Faktor terpenting dari selfie kategori ini adalah mengatur satu orang yang akan menegaskan kalau mereka 'benci' foto 'candid' diri mereka.

Penulis Autobiografi

Kategori ini dikatakan suka selfie yang merekam memori mereka, mengekspresikan diri dan menceritakan 'cerita' mereka. Kelompok ini berbeda dari dua kategori sebelumnya karena mereka tidak memiliki minta untuk menunjukkan di mana mereka atau sedang melakukan apa, atau menunjukkan seperti apa rupa mereka.

Para peneliti menggambarkan pendekatan yang mereka lakukan sebagai menemukan diri mereka sendiri dan selfie yang mereka ambil membantu mereka menerima diri mereka. (ren)