Unik, Begini Cara Para Komuter Mengisi Waktu di Atas Kereta

kereta commuter line
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Seperti halnya di Indonesia, atau khususnya di Jakarta, sebagian besar warga Inggris, juga merupakan pengguna jasa transportasi kereta api.

Rata-rata, mereka para komuter (sebutan untuk pengguna jasa kereta api) Inggris, menghabiskan hampir satu jam perjalanan setiap hari dan 3,7 juta orang menghabiskan perjalanan selama lebih dari dua jam.

Belum lagi, jika kereta mogok dan terjadi penundaan. Itu adalah waktu yang cukup lama, jika hanya dihabiskan dengan menatap layar ponsel, atau hanya duduk diam. Uniknya, sebagian besar komuter punya hobi kreatif untuk mengisi perjalanan mereka.

Berikut, adalah beberapa penumpang komuter yang paling produktif di Inggris, meski dia berada di atas kereta seperti dilansir BBC.

Jadi juru foto

Pertama ialah, Amy Dicketts yang menghabiskan perjalanan selama 90 menit setiap hari di dalam kereta. Dia memotret sesama penumpang untuk proyek Commute Blog.

"Saya pikir, harus ada sesuatu yang lebih baik yang saya bisa lakukan, daripada menatap ke ruang angkasa atau melihat ponsel saya," kata perempuan 24 tahun yang bekerja di bidang pemasaran.

"Jadi, saya mulai bertanya untuk mengambil foto orang dan meminta mereka untuk mengatakan sesuatu yang mendeskripsikan tentang diri mereka sendiri.

"Biasanya, mereka terkejut, tetapi senang kemudian memiliki beberapa hiburan pada sebuah perjalanan yang membosankan. Seringkali orang-orang di sekitar kita, bergabung dan akan mengajukan pertanyaan mereka sendiri," kata dia.

Dia mengatakan, pernah mendengar cerita dari segala macam orang, termasuk tips tentang cara untuk memiliki pernikahan yang bahagia dari orang-orang yang merayakan ulang tahun pernikahan mereka, atau anak-anak muda yang mencoba untuk menantang stereotip orang kepada mereka.

Bergabung dengan komunitas

Kemudian, Jason Sutherland-Rowe yang menghabiskan tiga setengah jam perjalanan di kereta. Bahkan, dia telah menjadi bagian dari klub sosial.

"Saya melihat beberapa orang di akhir kereta, memiliki segelas anggur dan salah satu orang memanggil saya dan bertanya apakah saya ingin bergabung dengan mereka," kata Sutherland-Rowe yang bekerja di bagian IT sebuah bank.

"Klub ini telah berlangsung selama sekitar delapan tahun dan orang-orang yang memulai, tidak bepergian lagi."

Tak jarang mereka yang tergabung dalam klub mengadakan pertemuan. Mulai dari acara ulang tahun hingga kumpul-kumpul.

"Kami merayakan ulang tahun dengan poster dan dekorasi dan kami memiliki pesta Natal. Pada musim panas kami memiliki pesta di lapangan dengan tenda dan barbekyu dan kami membawa pasangan dan anak-anak kita."

Mereka juga memiliki kelompok Facebook di mana mereka tetap berhubungan dan membiarkan satu sama lain tahu tentang penundaan kereta.

"Kami telah berkembang dari sekelompok penumpang menjadi teman."

Membuat rajutan

Tak hanya foto-foto dan gabung di komunitas. Rebecca Webb yang berpergian dari Buckinghamshire dan London, yang bisa menghabiskan waktu hingga empat jam sehari di kereta memanfaatkan waktunya untuk membuat kerajinan tangan. Dia mengisi waktunya dengan membuat rajutan yang dijual di hari Natal.

"Saya mulai merajut dua tahun lalu, karena saya ingin mencoba sesuatu yang kreatif," kata perempuan 38 tahun yang bekerja sebagai administrator di yayasan amal.

"Untuk alasan praktis saya cenderung untuk membuat barang-barang kecil di kereta seperti bootees bayi, topi dewasa dan syal. Saya juga membuat beberapa selimut. Dari berangkat di atas kereta, hingga pulang dari tempat kerja saya merajut hingga menjadi selimut ketika saya pulang."

Dia mengatakan, menggunakan perjalananya dengan kegiatan yang produktif telah memberi dia sedikit uang ekstra, itu membuat perjalanan jadi terasa lebih cepat dan benar-benar menghapus rasa bosan.

"Ini juga terbukti jadi cara yang bagus untuk memulai percakapan dengan sesama penumpang."

Membuat novel

Kegiatan unik lainnya yang bisa dilakukan saat ada di atas perjalanan kereta api adalah menulis cerita. Ben Yallop yang menghabiskan selama sekitar tiga jam sehari antara Surrey dan London, ia telah menulis dan menerbitkan dua novel.

"Awalnya, untuk membuat perjalanan menyenangkan, saya download Permen Crush," kata pria 37 tahun yang mengelola hubungan peradilan internasional di Royal Courts of Justice.

"Saya benar-benar kecanduan dan menyadari saya membuang-buang waktu yang berharga. Jadi, saya mulai menuliskan ide-ide untuk seri novel. Saya sudah melakukan hampir semua penelitian saya, merencanakan dan menulis di kereta."

Dia sudah menerbitkan sendiri  dua novel berjudul The Circle Line dan The Line Blood through Amazon.

Membuat sketsa

Sementara itu, Berenice Baker mengatakan, sketsa membantunya bersantai selama satu jam perjalanan dari London Overground.

"Saya mulai membuat sketsa tahun lalu, karena saya merasa perlu untuk melepaskan sisi kreatif saya," kata perempuan berusia 49 tahun yang bekerja di media sosial untuk konsultan rekrutmen.

"Sketsa membuat saya dapat bersantai dan tidak khawatir tentang hari esok sampai saya duduk di meja saya, maka itu membantu saya bersantai ketika saya sedang dalam perjalanan pulang.

"Aku menyimpan sketsa, pena dan pensil dalam ransel Komuter saya. Saya harus berhati-hati untuk tidak gemetar, ketika kereta berjalan di atas rel.

"Saya segera menyadari bahwa saya membutuhkan beberapa pelatihan formal untuk mempelajari teknik yang tepat, jadi saya bergabung dengan kelas malam menggambar." (asp)