Mengenal Perbedaan Kualitas Air Sumur Bor dan Sumur Gali, Mana yang Lebih Baik?
- Yonif Para Raider 305 Tengkorak
VIVA – Saat membeli rumah, ketersediaan air bersih adalah salah satu aspek penting yang harus dipastikan. Umumnya, sumber air di perumahan berasal dari dua jenis sumur, yakni sumur bor dan sumur gali. Meski keduanya menggunakan air tanah, kualitas air yang dihasilkan bisa sangat berbeda. Lalu, mana yang lebih baik untuk kebutuhan sehari-hari?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu sumur gali dan sumur bor, serta bagaimana perbedaan kualitas airnya berdasarkan penelitian.
Apa Itu Sumur Gali dan Sumur Bor?
Menurut penelitian di jurnal Perbedaan Kualitas Air Sumur Gali dan Sumur Bor Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak Kota Padang yang ditulis oleh Ildayat Doni Afrizal dan tim, sumur gali adalah sumur yang digali secara manual hingga kedalaman sekitar 7–10 meter. Sumur ini biasanya digunakan oleh rumah-rumah perorangan untuk mengambil air tanah.
Berbeda dengan sumur gali, sumur bor dibuat dengan metode pengeboran menggunakan alat khusus untuk menancapkan pipa hingga kedalaman tertentu. Kedalamannya bisa lebih dari 10 meter, tergantung kebutuhan dan kondisi tanah.
Penelitian tersebut dilakukan di Perumahan Griya Cahaya 2 Kota Padang. Di perumahan itu, blok A dan B menggunakan sumur gali, sementara blok C dan D menggunakan sumur bor. Hasil survei di lapangan dan uji laboratorium memberikan gambaran yang menarik tentang perbedaan kualitas air dari kedua jenis sumur ini.
Kualitas Air Sumur Gali
Air dari sumur gali di perumahan tersebut memiliki beberapa masalah yang cukup serius. Permukaan air terlihat berminyak, dan jika dibiarkan terlalu lama, akan muncul noda merah yang disebut tinagan oleh warga setempat. Kondisi ini membuat warga terpaksa mengambil air bersih dari lokasi lain dengan menggunakan selang.
Dari hasil uji laboratorium, ditemukan bahwa air sumur gali mengandung bakteri E. coli dan koliform dalam jumlah tinggi. Kedua jenis bakteri ini berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit perut, diare, mual, muntah, hingga tifus. Selain itu, kadar nitrit dalam air sumur gali melebihi standar ideal, yakni lebih dari 3 mg/l.
Namun, meski kualitas mikrobiologinya buruk, air sumur gali tidak memiliki bau atau rasa yang mengganggu. pH airnya juga berada dalam kisaran standar, yakni 6,5–8,5, dengan tingkat kesadahan mencapai 500 mg/l.
Kualitas Air Sumur Bor
Secara umum, air dari sumur bor di perumahan tersebut lebih baik dibandingkan air sumur gali. Namun, tidak semua rumah di blok yang menggunakan sumur bor mendapatkan air bersih. Beberapa rumah melaporkan air yang keruh, meski sebagian lainnya memiliki kualitas air yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa air sumur bor juga mengandung bakteri E. coli (57%) dan koliform (43%), meski dalam jumlah lebih rendah dibandingkan sumur gali. Kadar nitritnya pun masih di atas standar ideal, yakni lebih dari 28,5 mg/l.
Sama seperti air sumur gali, air dari sumur bor tidak memiliki bau atau rasa yang mengganggu, dengan pH dan kesadahan air yang berada dalam batas normal.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air
Kualitas air sumur gali yang buruk disebabkan oleh jarak antara sumur dengan tangki septik (septic tank) yang terlalu dekat. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa jarak antara sumur gali dan septic tank hanya sekitar 8,6 meter, dengan kedalaman sumur sekitar 3 meter. Jarak yang terlalu dekat memungkinkan air limbah meresap ke dalam sumur, mencemari air tanah dengan bakteri dan zat berbahaya.
Sebaliknya, sumur bor yang memiliki kedalaman lebih dari 10 meter cenderung tidak terlalu terdampak oleh rembesan septic tank. Hal ini membuat air dari sumur bor lebih aman untuk digunakan, meski masih ditemukan beberapa kontaminasi ringan.
Jarak yang Aman untuk Sumber Air
Agar kualitas air tetap terjaga, buku Penyediaan Air Bersih karya Martoyo Askari menyarankan jarak minimal antara sumber air bersih (seperti sumur) dengan septic tank adalah 12 meter. Selain itu, kedalaman sumur yang lebih dari 10 meter sangat disarankan untuk menghindari risiko kontaminasi dari permukaan.
Mending Sumur Gali atau Sumur Bor?
Pilihan antara sumur gali dan sumur bor sangat tergantung pada kebutuhan, anggaran, dan kondisi lingkungan. Berikut beberapa poin yang bisa menjadi bahan pertimbangan:
-
Melihat Budget atau Anggaran
Sumur gali biasanya lebih murah untuk dibuat dibandingkan sumur bor. Namun, biaya perawatan dan risiko kesehatan yang mungkin muncul dari kualitas air yang buruk perlu menjadi pertimbangan tambahan.
-
Menyesuaikan dengan Kebutuhan Air
Jika kamu membutuhkan pasokan air yang lebih banyak dengan kualitas lebih baik, sumur bor bisa menjadi pilihan yang lebih ideal.
-
Melihat Kondisi Lingkungan
Lingkungan dengan risiko kontaminasi tinggi, seperti jarak septic tank yang terlalu dekat, lebih cocok menggunakan sumur bor karena dapat menjangkau lapisan air tanah yang lebih dalam dan relatif lebih aman.
-
Memikirkan Perawatannya
Sumur bor memerlukan perawatan yang lebih minimal dibandingkan sumur gali, terutama dalam hal menjaga kualitas air.
Baik sumur bor maupun sumur gali memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sumur bor cenderung lebih unggul dalam hal kualitas air dan ketahanan terhadap kontaminasi, tetapi memerlukan biaya awal yang lebih besar. Sementara itu, sumur gali lebih terjangkau, tetapi kualitas airnya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Sebelum memutuskan, pastikan untuk memeriksa kondisi lingkungan sekitar dan memilih jenis sumur yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran kamu. Jangan lupa, selalu lakukan perawatan rutin pada sumber air untuk memastikan kualitasnya tetap aman dan layak digunakan.