3 Skill Jitu yang Bikin Kamu Jadi Akuntan Idaman Perusahaan
- freepik/Drazen Zigic
Jakarta, VIVA – Agar tetap relevan di industri masa kini yang berubah dengan cepat, semua profesi harus
dapat menyesuaikan diri, tak terkecuali profesi akuntan. Kebutuhan terhadap pemahaman yang lebih komprehensif tentang framework Environmental, Social, dan Governance (ESG), peningkatan penggunaan teknologi dan Kecerdasan Buatan (AI), hingga kompetensi yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja menjadi beberapa alasan bagi para akuntan untuk tetap mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal dengan kebutuhan industri.
Berdasarkan temuan dari Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), 60 persen perusahaan mencari akuntan yang memahami ESG, terutama untuk pelaporan non-keuangan. Tak hanya itu, 65 persen perusahaan juga mencari akuntan yang paham akan teknologi dan AI.
Data tersebut mempertegas bahwa akuntan untuk selalu memiliki kompetensi terkini, terutama untuk tiga bidang yaitu sustainability (keberlanjutan), technology (teknologi) dan ethics (etika). Diluncurkan mulai September 2025, siswa yang mengambil kualifikasi ACA akan mempelajari kualifikasi terbaru yang dapat memperkuat kompetensi siswa dalam tiga bidang tersebut untuk menyesuaikan dengan perubahan industri. Perubahan ini adalah perubahan terbesar dalam 30 tahun terakhir dan akan membawa studi teori dan pembelajaran di tempat kerja lebih dekat dari sebelumnya.
“Selama hampir 150 tahun, mendapatkan keanggotaan ICAEW dapat membuka peluang karir global di bidang bisnis, keuangan, dan akuntansi, maka dari itu kita harus memastikan bahwa keanggotaan ini tetap menjadi yang terbaik untuk generasi mendatang. Perubahan menarik ini adalah hasil dari proses konsultasi yang mendalam dan kolaboratif di sejarah kami, dan kami sangat menantikan perkembangan yang akan hadir September mendatang,” ungkap Conny Siahaan, ICAEW Head of Indonesia.
Karier di bidang keberlanjutan dan teknologi menjadi peluang pekerjaan di masa depan. Tak heran jika para akuntan dituntut untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai kedua topik itu, yang harus juga disertai dengan pemahaman etika. Lantas, mengapa kompetensi keberlanjutan, teknologi, dan etika menjadi sangat penting untuk dimiliki seorang akuntan profesional?
1. Keberlanjutan: Kontribusi Akuntan untuk Dunia Yang Lebih Hijau
Perusahaan semakin berlomba-lomba untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan. Kini, keberlanjutan menjadi salah satu pilar yang krusial dalam strategi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan, akuntan kini juga berperan dalam membantu perusahaan memahami dan mengelola aspek-aspek ESG melalui analisis bisnis.
2. Teknologi: Partner untuk Mencapai Efisiensi dan Akurasi
Bicara tentang teknologi pasti tidak akan terpisahkan dari data analytics, big data, serta
kecerdasan buatan (AI). Tak bisa dipungkiri, kehadiran teknologi dapat memudahkan
pekerjaan, seperti akuntan yang membutuhkan laporan dan analisis yang cepat, akurat
tapi juga mendalam. Jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi dapat meningkatkan
efisiensi para akuntan dan menjadi nilai tambah bagi perusahaan, karena peran
strategisnya untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Etika: Membangun Integritas dan Kepercayaan di Setiap Keputusan Keuangan
Berkutat dengan informasi sensitif dan keputusan keuangan tentunya harus diiringi dengan profesionalisme dan etika yang kuat juga. Etika harus diterapkan setiap saat, terutama bagi para akuntan yang ingin meningkatkan kredibilitas mereka dan membangun kepercayaan bagi klien mereka. Oleh karena itu, akuntan harus memiliki
pondasi etika yang kuat dengan nilai integritas yang tinggi.
“ICAEW berkomitmen untuk memperkuat peran akuntan melalui pembelajaran dan pengembangan. Melalui kualifikasi ACA generasi terbaru ini, kami mempersiapkan dan mendukung para akuntan dan pemimpin bisnis masa depan dengan kompetensi yang mendalam dan relevan dengan kebutuhan industri,” tutup Conny.