Mengenal USDEK, Prosesi Makanan dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa yang Sarat Makna
- ist
Surakarta, VIVA – Dalam tradisi masyarakat Jawa, khususnya di Surakarta, terdapat berbagai macam tata cara dan adat istiadat yang dijaga dengan baik, termasuk dalam hal penyajian makanan di acara-acara besar seperti pernikahan. Salah satu konsep penyajian makanan yang unik dan masih dilestarikan hingga saat ini adalah tradisi USDEK.
USDEK merupakan singkatan dari unjukan, snack, dahar, kondur—empat tahapan dalam penyajian makanan yang memiliki urutan dan makna tersendiri. Setiap tamu yang hadir di acara, terutama di acara pernikahan, akan mendapatkan pelayanan makanan secara bertahap sesuai dengan urutan tersebut. Berikut penjelasan dari tiap tahapan dalam tradisi USDEK:
1. Unjakan (Unjukan)
Tahapan pertama adalah unjukan, yang berarti minuman pembuka. Tamu yang hadir akan disambut dengan suguhan minuman untuk menyegarkan diri setelah perjalanan menuju tempat acara. Minuman ini bisa berupa teh, kopi, atau minuman tradisional khas seperti wedang jahe atau wedang secang, tergantung selera tuan rumah.
2. Snack (Makanan Ringan)
Setelah minuman, tamu akan disuguhi snack atau makanan ringan. Biasanya, makanan ini berupa kudapan tradisional seperti kue basah, jajanan pasar, atau gorengan. Sajian snack ini bertujuan untuk memberi sedikit selingan sebelum tamu menikmati hidangan utama.
3. Dahar (Hidangan Utama)
Dahar adalah tahapan puncak dalam tradisi USDEK, di mana tamu akan menikmati hidangan utama. Hidangan yang disajikan biasanya merupakan makanan berat, seperti nasi beserta lauk pauk khas Jawa, misalnya nasi liwet, gudeg, opor ayam, atau soto. Ini merupakan sajian inti yang menandakan keramahan tuan rumah dalam menjamu tamu.
4. Kondur (Penutup)
Tahapan terakhir adalah kondur, yang dalam bahasa Jawa berarti "pulang". Sebelum tamu meninggalkan acara, mereka akan diberi hidangan penutup, yang umumnya berupa minuman segar seperti es dawet atau es kelapa muda. Tahapan ini memberikan penutup manis bagi tamu yang hendak kembali ke rumah setelah menghadiri acara.
USDEK dalam Pernikahan Adat di Surakarta
Dalam pernikahan adat Jawa di Surakarta, tradisi USDEK bukan sekadar urutan penyajian makanan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan keramahtamahan masyarakat setempat. Setiap tahapan dalam USDEK dijalankan dengan penuh perhatian terhadap tamu, memastikan bahwa mereka merasa dihormati dan dijamu dengan sebaik mungkin.
Hal ini juga terlihat dalam pernikahan yang diselenggarakan oleh Pengantin Production Wedding Organizer pada 21-22 September 2024 di Surakarta. Dalam acara yang sarat akan prosesi adat Jawa ini, tradisi USDEK diterapkan dengan sempurna di resepsi yang berlangsung di Sasono Mangun Suko Surakarta. Para tamu yang hadir, sejumlah 1.500 orang, dilayani dengan tahapan USDEK yang rapi dan teratur.
Acara pernikahan ini mencakup beberapa prosesi adat Jawa yang mendalam, seperti Siraman, Cethik Geni, Midodareni, Akad Nikah, Panggih, hingga Resepsi, yang seluruhnya dikemas dalam nuansa budaya Jawa yang autentik. Pengantin Production berhasil menciptakan harmoni yang sempurna antara elemen tradisional dan suasana klasik dari venue-venue pilihan.
Dani Mukti, yang juga berperan sebagai konsultan acara, memadukan lokasi heritage dengan ritual tradisional, sehingga menciptakan keselarasan antara tempat dan prosesi adat.
"Keinginan klien untuk menghadirkan suasana pernikahan yang spiritual dan kental dengan tradisi Jawa menjadi landasan kami dalam merancang seluruh rangkaian acara," ujar Dani.
Para tamu pertama-tama disambut dengan minuman pembuka, lalu kudapan tradisional sebagai snack, dilanjutkan dengan hidangan utama yang terdiri dari berbagai makanan khas Jawa, dan ditutup dengan minuman es segar sebagai penutup sebelum mereka meninggalkan acara. Cara penyajian yang bertahap ini memberikan pengalaman yang mendalam bagi para tamu, yang merasa benar-benar diperhatikan oleh tuan rumah.
Keunikan tradisi USDEK ini menjadi salah satu daya tarik utama dari pernikahan adat Jawa, terutama dalam acara yang berlangsung di tempat heritage seperti Sasono Mangun Suko. Tradisi ini juga menggabungkan nilai-nilai spiritualitas dan budaya lokal, memberikan sentuhan yang tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga memberikan kenangan manis bagi setiap tamu yang hadir.
Sebagai bagian dari kekayaan tradisi Jawa, USDEK tidak hanya menjadi simbol penyajian makanan, tetapi juga menjadi manifestasi dari unggah-ungguh (sikap sopan santun) yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa. Dengan menjaga tradisi ini, nilai-nilai keramahan dan penghormatan terhadap tamu dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Tradisi USDEK ini juga mengandung pesan bahwa dalam budaya Jawa, setiap detail acara memiliki makna tersendiri, termasuk dalam hal menjamu tamu. Dengan memberikan makanan secara bertahap, tuan rumah menunjukkan bahwa perhatian mereka terhadap kenyamanan tamu tidak berakhir hanya pada satu tahap, tetapi berlangsung sampai tamu benar-benar merasa puas sebelum pulang.