Hari Batik Nasional, Pengrajin Tuna Rungu dan Penyintas Kanker Bikin Ribuan Kain Indah

Pengrajin batik.
Sumber :
  • Attack.

Jakarta, VIVA – Hari Batik Nasional diperingati 2 Oktober setiap tahunnya. Hari ini juga menandai 15 tahun batik ditetapkan dan diakui oleh dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. 

Masyarakat Indonesia sudah sewajibnya turut melestarikan batik, salah satunya dengan bangga mengenakan batik dan merawatnya dengan tepat. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Tidak hanya digunakan untuk acara tertentu saja, namun batik dapat menjadi sebuah lifestyle yang digunakan sehari-hari.

Nah, dalam rangka mendukung pelestarian batik, pengrajin yang merupakan penyintas kanker dan tuna rungu digandeng untuk bersama-sama memproduksi sebanyak 2.024 kain batik secara mandiri. Hal ini dimaksudkan untuk menggerakkan roda perekonomian dan peningkatan kualitas hidup komunitas pengrajin batik di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan dan sekitarnya.

Budi Dwi Hariyanto, Founder Rumah Batik Palbatu mengatakan, cara ini sangat membantu para pengrajin batik dalam mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. 

“Apalagi dalam prosesnya kami juga dilibatkan. Tentunya dengan semakin banyaknya masyarakat yang mencintai batik, harapannya dapat juga menjadi motivasi bagi para pengrajin terutama di Rumah Batik Palbatu ini yang mayoritas adalah warga sekitar, penyintas kanker, dan tuna rungu yang di mana membatik sudah menjadi kegiatan mata pencarian mereka sehari-hari,” ujar Budi dalam keterangannya, dikutip Rabu 2 Oktober 2024.

Dalam kolaborasi bersama ini, Attack Batik & Delicate Care akan meluncurkan motif Kain Batik Kirei yang akan diperkenalkan dan dipamerkan di Kantor Pusat Kao Indonesia pada Hari Batik Nasional 2024. 

Kain Batik Kirei khusus diciptakan dengan menuangkan nilai-nilai Kirei Lifestyle ke dalam hasil karya tangan yang indah dengan mengombinasikan motif batik tertentu yang mencerminkan identitas batik Indonesia. 

Nilai keindahan dan kebersihan digambarkan melalui bunga mawar dan melati serta digabungkan dengan seorang perempuan mengenakan kebaya yang cantik, bersih, dan wangi. Terdapat pula simbol komunitas kanker dan tuna rungu untuk menggambarkan pengrajin dari Rumah Batik Palbatu. 

Susilowati, Vice President Marketing Kao Indonesia mengatakan, dengan hadirnya Kirei Lifestyle, masyarakat bisa menjalani gaya hidup yang lebih bersih, sehat, indah di lingkungan yang berkelanjutan dalam keseharian. 

“Salah satunya diwujudkan melalui Attack Batik & Delicate Care yang memenuhi kebutuhan dan kebiasaan masyarakat Indonesia, serta berkolaborasi dengan beberapa pihak. Diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi dan peningkatan kualitas hidup konsumen, komunitas, dan masyarakat Indonesia secara luas,” pungkas Susilowati.