Mengenal Tedak Siten: Tradisi Jawa yang Digelar Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah untuk Azura

Tedak Siten yang dijalani Azura, anak kedua Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah
Sumber :
  • Tangkapan Layar Instagram

JAKARTA  – Putri kedua pasangan selebriti Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Azura Humaira Nur Atta baru saja merayakan tradisi Tedak Siten pada hari Minggu, 7 Juli 2024. Acara adat Jawa ini digelar untuk menandai usia Azura yang menginjak 8 bulan.

Prosesi Tedak Siten Azura berlangsung khidmat dan penuh dengan suasana adat Jawa yang kental. Azura tampak anteng di gendongan sang ayah, Atta Halilintar selama prosesi berlangsung. Acara ini juga dihadiri oleh keluarga besar dari kedua orang tua Azura.

Tedak Siten yang dijalani Azura, anak kedua Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah

Photo :
  • Tangkapan Layar Instagram

Momen Tedak Siten Azura diabadikan dalam berbagai foto dan video yang dibagikan di media sosial. 

Dalam foto-foto tersebut, terlihat Azura yang menggemaskan mengenakan pakaian adat Jawa berwarna cokelat. Ia juga terlihat senang saat bermain dengan berbagai macam benda yang disediakan di hadapannya.

Lantas, apa makna Tedak Siten yang biasa dilakukan para masyarakat Jawa?

Tedak siten adalah sebuah tradisi adat Jawa yang dilakukan saat seorang anak berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Tradisi ini memiliki makna untuk menandai usia anak yang mulai belajar berjalan dan menginjakkan kaki ke tanah untuk pertama kalinya.

Kata "tedak siten" berasal dari bahasa Jawa, yaitu "tedhak" yang berarti turun atau menapakkan kaki dan "siti" yang berarti tanah. Jadi, tedak siten secara harfiah berarti "turun ke tanah".

Tedhak Siten melambangkan langkah awal seorang anak menuju kemandirian. Dengan menapakkan kaki di tanah diibaratkan sebagai langkah pertama dalam perjalanan hidup dan dengan harapan anak kelak dapat mandiri dan kokoh dalam menghadapi rintangan.

Orang tua memanjatkan doa syukur atas perkembangan dan kesehatan sang anak. Usia tujuh lapan bulan dianggap sebagai tahap penting dalam perkembangan motorik anak, dan Tedhak Siten menjadi momen untuk merayakan pencapaian tersebut.

Doa dan harapan orang tua untuk masa depan gemilang sang anak dipanjatkan dalam upacara ini. Berbagai simbol dan ritual dalam Tedhak Siten mengandung makna doa dan harapan agar anak kelak menjadi pribadi yang sukses, bahagia, dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Prosesi Tedhak Siten:

1. Membersihkan Kaki

Membersihkan kaki anak sebelum menginjak tanah melambangkan kesucian hati dan kesiapan anak untuk menapaki kehidupan. Air yang digunakan untuk membersihkan kaki biasanya diambil dari tujuh sumber mata air yang berbeda, melambangkan tujuh nilai luhur yang harus dimiliki anak, yaitu kebenaran, kebijaksanaan, keberanian, keadilan, kasih sayang, kesabaran, kedermawanan

2. Berjalan di Atas Tujuh Jadah

Jadah yang terbuat dari beras ketan melambangkan rintangan dan kesulitan hidup yang harus dihadapi anak di masa depan. Tujuh warna jadah melambangkan tujuh tingkatan kehidupan, yaitu merah dengan makna keberanian, putih dengan makna kesucian, kuning dengan makna kekayaan, hijau dengan makna kesuburan, biru dengan makna ketenangan, ungu dengan makna kebijaksanaan, dan merah muda dengan makna kasih sayang.

Tedak Siten yang dijalani Azura, anak kedua Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah

Photo :
  • Tangkapan Layar Youtube

3. Menaiki Tangga Tebu Wulung

Tebu wulung melambangkan tekad dan semangat pantang menyerah. Anak diajak untuk menaiki tujuh anak tangga tebu wulung, melambangkan tujuh tahap kehidupan yang harus dilalui dengan penuh semangat dan tekad.

4. Masuk ke Dalam Kurungan

Kurungan ayam melambangkan dunia yang penuh dengan godaan dan rintangan. Benda-benda yang ada di dalam kurungan seperti mainan, alat musik, dan buku yang melambangkan berbagai pilihan profesi dan jalan hidup yang bisa dipilih anak di masa depan. Anak bebas memilih benda yang disukainya, melambangkan cita-cita dan keinginannya untuk masa depan.

5. Memandikan dengan Air Embun

Air embun yang diambil pada malam hari dipercaya memiliki khasiat untuk membersihkan diri dari kotoran dan kesialan. Memandikan anak dengan air embun melambangkan doa dan harapan agar anak selalu diberkahi dengan kesehatan, kesucian, dan kebaikan hati.

6. Memberikan Udhik-Udhik

Udhik-udhik adalah uang logam yang dicampur dengan bunga-bunga. Udhik-udhik ini disebar dan diperebutkan oleh anak-anak yang hadir. Maknanya adalah doa agar anak kelak berlimpah rezeki dan selalu ingat untuk berbagi dengan orang lain.

7. Dipakaikan Pakaian Baru

Pakaian baru melambangkan harapan agar anak selalu memulai lembaran baru dalam hidupnya dengan penuh semangat dan optimisme.