50:50 dalam Hubungan? Mitos atau Realita?

Ilustrasi pasangan
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

JAKARTA – Dalam hubungan, baik itu pernikahan, pacaran, atau bahkan persahabatan, konsep setara sering kali menjadi topik yang dibicarakan, salah satunya setara dalam memberi dan menerima. Secara teoritis, memberi dan menerima sebanyak 50:50 tampaknya adil dan ideal, tetapi apakah ini benar-benar realistis dan sehat dalam praktiknya?

Pada dasarnya, hubungan yang sehat memang membutuhkan adanya timbal balik. Kamu dan pasanganmu harus sama-sama memberi dan menerima. Namun, menetapkan aturan ketat bahwa segala sesuatu harus selalu 50:50 bisa menjadi tantangan. Dalam kenyataan, tidak semua hal dapat diukur dengan angka atau dibagi rata. Ada kalanya satu pihak memberikan lebih banyak dan pihak lain memberi lebih sedikit.

Ilustrasi pasangan

Photo :
  • Freepik/

Misalnya, ketika pasanganmu sedang mengalami masa sulit seperti kehilangan pekerjaan, ia tidak bisa memberi sebanyak yang kamu berikan kepadanya. Pada saat-saat seperti ini, kamu mungkin mengambil peran yang lebih besar untuk sementara waktu. Hal ini bukan berarti ketidakadilan, melainkan bentuk dukungan yang dinamis dan responsif terhadap keadaan.

Selain itu, konsep 50:50 juga dapat membatasi ekspresi cinta dan perhatian secara alami. Jika kamu terlalu fokus pada pembagian yang setara, kamu mungkin kehilangan esensi dari memberi dengan tulus dan tanpa pamrih. Hubungan yang sehat seringkali dibangun atas dasar saling pengertian dan kerelaan untuk memberikan lebih ketika diperlukan tanpa merasa terbebani oleh angka.

Akan tetapi, penting juga untuk memastikan bahwa memberi dan menerima dalam hubungan tidak menjadi berat sebelah secara terus-menerus. Ketidakseimbangan yang berkepanjangan bisa menyebabkan rasa tidak puas, frustrasi, dan bahkan ketidakbahagiaan dalam hubungan. Oleh karena itu, komunikasi terbuka dan jujur dengan pasanganmu menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kedua belah pihak sama-sama merasa disayang dan dihargai.

ilustrasi pasangan pria dan wanita

Photo :
  • Pixabay/ Pexels

Komunikasi yang terbuka juga dapat membantu kamu dan pasangan untuk mengungkapkan perasaan masing-masing tentang bagaimana mereka melihat pembagian tugas dan perhatian dalam hubungan. Dengan komunikasi, kamu dan pasangan juga bisa mengevaluasi kembali peran masing-masing dan menyesuaikan sesuai kebutuhan.

Daripada membagi segala sesuatu secara merata dan menghitung siapa yang memberi atau menerima lebih banyak, lebih penting untuk membangun rasa saling menghargai dan memahami. 

Jadi, apakah memberi dan menerima dalam hubungan harus selalu 50:50? Tidak selalu, daripada membagi segala sesuatu secara merata dan menghitung siapa yang memberi atau menerima lebih banyak, lebih penting untuk membangun rasa saling menghargai dan memahami. Komunikasi dan saling pengertian adalah kunci untuk mencapai kesetaraan yang sejati dalam hubungan.