Cara Ini Bisa Kurangi Limbah Tekstil dan Bangun Ekonomi Hijau

Ilustrasi tekstil.
Sumber :
  • Freepik/user5812043

VIVA Lifestyle – Limbah tekstil adalah salah satu masalah lingkungan yang sangat penting dan kompleks. Industri tekstil yang sangat populer di Indonesia, menghasilkan limbah cair yang tidak diperlakukan dengan benar dan dapat berbahaya bagi lingkungan. Koncentrasi BOD dalam limbah cair tekstil yang diperiksa hampir dua kali lipat batas maksimum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019.

Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2021, industri tekstil Indonesia diperkirakan akan menghasilkan 3,9 juta ton limbah tekstil pada tahun 2030. Scroll lebih lanjut ya.

Sementara itu, Thrifting, atau berbelanja di toko-toko bekas, telah menjadi tren populer di beberapa tahun terakhir. Selain dapat membantu menemukan barang-barang unik dan berharga, thrifting juga dapat berperan dalam menangani limbah tekstil yang sangat signifikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi tekstil telah meningkat secara signifikan, sehingga jumlah limbah tekstil juga meningkat. Oleh karena itu, cara-cara yang efektif untuk mengelola limbah tekstil sangat diperlukan.

Seperti yang dilakukan Vasanta Group telah meluncurkan program inovatif bernama "The Renew Threads", yang berfokus pada penggunaan ulang pakaian layak pakai oleh seluruh karyawan perusahaan. Program ini dimulai pada kuartal pertama tahun 2023, dimana seluruh karyawan Vasanta Group terlibat dalam pengumpulan pakaian secara kolektif.

Inisiatif ini kemudian berkembang mencakup barang-barang lain seperti buku, mainan, dan peralatan rumah tangga yang masih layak digunakan. Hingga saat ini, program tersebut telah berhasil mengumpulkan berbagai jenis barang dengan total berat mencapai sekitar 100 kilogram, yang kemudian disalurkan melalui Clothes for Charity pada 21 Mei 2024 untuk dijual kembali.

Penyerahan Bantuan

Photo :
  • Vasanta Group

Hasil penjualan barang-barang tersebut akan digunakan untuk mendukung biaya operasional pendidikan bagi anak-anak, kelompok marginal, serta yatim dan dhuafa yang menjadi binaan Yayasan Gemilang Indonesia. Nicholas Hum, Group CEO Vasanta Group, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan pengurangan limbah serta sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam mendorong penerapan ekonomi hijau melalui pengelolaan limbah.

"Program ini merupakan bagian dari komitmen kami terhadap keberlanjutan dan pengurangan limbah, serta wujud dukungan kami terhadap upaya pemerintah dalam mendorong penerapan ekonomi hijau melalui pengelolaan limbah. Kami menyadari dampak lingkungan dari limbah tekstil dan ingin menerapkan solusinya yang dimulai dari lingkungan kami. Program ini diimplementasikan secara internal dan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari seluruh karyawan,” ungkap Nicholas Hum.