Nabung 25 Tahun dari Bertani Kopi, Kakek 90 Tahun Gapai Impian Naik Haji ke Tanah Suci
- Media Center Haji 2024
VIVA Lifestyle – Raut wajah sumringah dan penuh rasa haru tampak begitu jelas terpancar dari ratusan jemaah haji asal kloter 6 Palembang (PLM) sesaat telah tiba mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada Minggu 19 Mei 2024, sekitar pukul 01.20 Waktu Arab Saudi.
Namun, salah satu sosok seorang jemaah pun sontak menarik perhatian. Ya, pria paruh baya yang terus menebar senyum sambil menggunakan tongkat itu pun berjalan melewati Gate Zero Bandara AMAA Madinah.
Para petugas pun sigap melihat jemaah yang diketahui bernama Nasrun, berusia 90 tahun tersebut dengan langsung mengajaknya untuk menggunakan bantuan kursi roda. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Awalnya, Nasrun tidak bersedia menaikki kursi roda dan memilih berjalan kaki. Namun, petugas khawatir Nasrun jatuh sakit akibat menempuh perjalanan panjang dari Palembang ke Tanah Suci sekitar 9 jam.
Akhirnya, dia pun bersedia menaikki kursi roda untuk menuju bus yang sudah menunggu sekitar 150 meter. Sembari didorong kursi roda, petugas berbincang dengan Nasrun.
Nasrun mengaku senang bisa berangkat haji pada tahun ini. Sebab, dia harus menunggu sekitar 6 tahun untuk pergi ke Tanah Suci setelah pendaftaran pada 2018.
"Daftar haji dari uang nabung sekitat 25 tahun, Alhamdulilah 2018 bisa daftar," katanya sambil tersenyum.
Sepanjang perjalanan menuju bus, Nasrun tampak antusias menceritakan bagaimana dia menabung untuk pergi haji.
Dia dalam setahun mengumpulkan uang mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta hingga terkumpul untuk mendaftar haji.
"Saya ngumpulin uang selama itu (25 tahun) ada yang Rp1 juta, ada Rp5 juta. Kadang enggak sama sekali ngumpulin," ujarnya yang juga berprofesi sebagai petani kopi di Kabupaten Pagar Alam Sumatera Alam ini.
Nasrun mengaku semoga ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan seluruh jemaah serta petugas diberikan kesehatan.
Menutup obrolan, dia berterima kasih kepada petugas haji yang sudah sigap melayani jemaah.
"Semoga amal ibadah bisa berlipat ganda," katanya.
Lain halnya dengan Sahari (80 tahun), yang juga jemaah haji dari Kabupaten Pagar Alam. Dia enggan menaikki kursi roda dan memilih berjalan kaki menaikki bus.
"Saya ingin jalan saja," ujarnya saat ditawari menaikki kursi roda kepada petugas.
Sepanjang jalan menuju bus, dia bercerita perlu menabung uang 10 tahun lamanya untuk mendaftar haji.
Dia sendiri berprofesi sebagai petani kopi sama dengan Nasrun. Setelah menabung 10 tahun, Sahari mendaftar haji pada 2012.
"Saya mendaftar haji bersama istri, alhamdulilah tahun ini bisa berangkat," katanya.
Sumber: Media Center Haji 2024