CEO Starbucks Curhat Karyawannya Tertekan, Selalu Ditanya: Kenapa Kerja di Perusahaan Zionis?

Starbucks
Sumber :
  • Instagram

JAKARTA – Hampir setahun terakhir masyarakat Indonesia menggalakkan aksi boikot terhadap sejumlah brand yang diduga memberikan dukungan atau bekerja sama untuk genosida Israel terhadap Palestina. Hal ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Indonesia kepada warga di jalur Gaza yang sampai saat ini masih berjatuhan sebagai korban kekejaman Israel.

Tak dipungkiri bahwa aksi boikot ini berdampak sangat besar kepada sejumlah perusahaan hingga menurunkan angka penjualan dan menimbulkan kerugian. Namun, terlepas dari semua itu ada juga orang-orang Indonesia yang terlibat di perusahaan baik sebagai pekerja atau partner yang memberikan pasokan bahan terhadap perusahaan. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

"Menurut saya, dampak terbesar terjadi pada mitra kami. Di sini, di Indonesia, saya satu-satunya orang asing, satu-satunya bule, jadi 6000 mitra lainnya adalah orang Indonesia dan tekanan itu datang dalam berbagai cara. Itu datang dari orang di sekitar mereka, mengapa Anda bekerja di perusahaan Zionis ini? Itu pertanyaan dari lingkungan sekolah, anak-anak, pelanggan, teman-teman. Jadi itu tekanan terbesar," jelas Chief Executive Offier PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia), Anthony Mc Evoy, saat ditemui di kawasan PIK 2, Jakarta, Jumat 17 Mei 2024.

Chief Executive Officer PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia), Anthony Mc Evoy

Photo :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar

Sejak masyarakat Indonesia menyuarakan aksi boikot terhadap perusahaan minuman kopi terkenal itu, tidak sedikit mitra yang ikut dirugikan termasuk para petani kopi di sejumlah daerah. Namun bagi Anthony, kerugian yang dialami tersebut tidak sebanding dengan kesengsaraan yang dirasakan oleh warga di jalur Gaza. Oleh karena itu, pihaknya memberikan bantuan donasi senilai Rp 5 miliar untuk masyarakat di Palestina yang terdampak konflik.

"Yang nomor satu bagi saya adalah mitra saya yang semuanya orang Indonesia. Vendor, pemasok, petani yang mendukung kami dengan kopi, semua orang Indonesia. Itu sebabnya kami membuat keputusan untuk memberikan donasi yang signifikan," terangnya.

Terkait aksi boikot yang semakin ramai dibicarakan, Anthony mengakui tidak bisa menyelesaikan masalah itu seorang diri, sebab setiap orang punya pendapat masing-masing dan sudut pandang yang berbeda. Namun baginya yang terpenting adalah tetap mempertahankan kualitas produk, layanan, hingga memberikan tempat yang nyaman bagi para pelanggan yang datang untuk membeli makanan atau minuman di tokonya.

Selain itu, pihaknya juga terus berkontribusi dalam meningkatkan hasil panen kopi Indonesia ke luar negeri. Dengan begitu, nantinya kepercayaan akan terbangun lagi di kalangan masyarakat Indonesia.

"Di komunitas yang kami layani untuk terus berusaha mengangkat Indonesia secara global. Saat kita mengekspor kopi ke seluruh dunia dan benar-benar memberi tahu orang-orang betapa bagusnya Indonesia. Sehingga kita bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan di masyarakat kita dan kita bisa mencoba untuk fokus pada diri kita sendiri untuk meningkatkan kualitas kita. Namun pada akhirnya, masyarakat harus mengambil keputusan sendiri," pungkasnya.