5 Tradisi Turun Temurun Masyarakat Indonesia Saat Lebaran, dari Mudik sampai Ziarah Kubur

Ilustrasi mudik pakai mobil
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Saat bulan Ramadan hampir berakhir, menandakan kedatangan Hari Raya Idul Fitri. Di Indonesia, berbagai tradisi khas menyertai momen ini, menjadi antusiasme yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen libur nasional yang dirayakan oleh banyak orang.

Tak hanya itu, waktu yang tepat untuk bersatu dengan keluarga besar. Tradisi-tradisi Idul Fitri di Indonesia telah menjadi bagian dari warisan budaya yang turun temurun. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari kemenangan ini juga merupakan tindakan yang dianjurkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Ilustrasi macet / mudik

Photo :
  • Bridgestone Indonesia

Mudik menjadi tradisi yang kuat di masa perayaan Hari Raya Idul Fitri bagi mereka yang telah merantau jauh. Momentum Idul Fitri dimanfaatkan oleh banyak orang Indonesia yang tinggal atau bekerja di perkotaan untuk kembali ke kampung halaman. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk bertemu orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Peziarah berdoa di makam kerabatnya saat ziarah kubur di TPU Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 1 Mei 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Saat tiba hari raya Idul Fitri, kebiasaan umumnya adalah berkunjung ke makam keluarga atau orang tua yang telah tiada. Pada momen ziarah kubur ini, umat Islam di Indonesia akan mengucapkan doa, menyebarkan bunga, serta mencurahkan air di atas pusara yang telah ditaburkan.

Tradisi ziarah kubur merupakan salah satu praktik sunah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini tercantum dalam hadis sebagai berikut: Dari Buraidah, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya aku dulu telah melarang kalian berziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahlah karena akan bisa mengingatkan kepada akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian dengan menziarahinya. Barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah dan jangan kalian mengatakan 'hujran' (ucapan-ucapan batil)," (HR Muslim).

3. Silaturahmi Idul Fitri

Silaturahmi dengan kerabat sudah jadi tradisi setiap Lebaran.

Photo :

Setelah melaksanakan salat Ied, umumnya orang-orang akan mengunjungi sanak keluarga serta tetangga terdekat sebagai bentuk silaturahmi. Mereka mengucapkan sungkem atau saling berjabat tangan sebagai wujud permohonan maaf. Hal ini tidak hanya sebagai tradisi, namun juga sebagai upaya memelihara hubungan baik antar sesama.

Rasulullah SAW Bersabda: "(Hakikat) orang yang menyambung silaturahmi itu bukan orang yang membalas kebaikan (Dengan kebaikan). Akan tetapi ia yang apabila silaturahminya terputus, bergegas menyambungnya." (HR Bukhari)

4. Makan Ketupat

Orem orem Ketupat

Photo :
  • VIVA/ Lucky Aditya/ Malang

Tradisi ini tentu tidak asing bagi pembaca. Konsumsi ketupat telah menjadi kebiasaan yang tidak terlepaskan setiap kali Idul Fitri tiba di Indonesia. Pasca melaksanakan salat Idul Fitri, keluarga biasanya berkumpul untuk menikmati hidangan ketupat bersama. Biasanya, ketupat disajikan bersama hidangan khas seperti opor ayam, rendang daging, dan kerupuk.

Pembuatan ketupat umumnya melibatkan daun kelapa atau janur sebagai pembungkusnya. Kemudian, ketupat tersebut diisi dengan beras dan direbus menjelang malam Idul Fitri. Meskipun demikian, beberapa pedagang juga telah menyediakan ketupat yang siap santap sebelumnya.

5. Membagikan THR

Polisi Imbau Warga Untuk Melapor Jika Ada Ormas Yang Minta THR.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Pemberian Tunjangan Hari Raya telah menjadi kebiasaan yang sangat dinantikan oleh umat Islam di Indonesia. Tunjangan Hari Raya, atau THR, adalah momen yang dirayakan dengan penuh sukacita ketika Lebaran tiba. 

THR bukan hanya sekadar uang saku yang diberikan kepada anak-anak, remaja, tetangga, atau bahkan orang dewasa muda yang belum menikah, tetapi juga merupakan salah satu bentuk apresiasi dari beberapa perusahaan kepada para karyawannya.