Pengalaman Unik Seorang Mualaf saat Pertama Kali Bukber Ramadhan
- YouTube Islam Bersatulah
VIVA – Seorang pria yang diketahui merupakan mualaf bernama Hamza membagikan pengalaman yang sangat menarik saat dia pertama kali berbuka puasa bersama (bukber) di bulan Ramadhan setelah memeluk agama Islam.
Hamza sendiri mengaku berasal dari lingkungan yang seringkali bersaing, di mana orang yang kuatlah yang mendapatkan segala sesuatu. Namun, ia tercengang saat buka puasa pertama kali di Ramadhan yang menurutnya sangat unik. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.
Saat Hamza bersiap untuk berbuka puasa pertamanya, dia mengira bahwa orang-orang di sekitarnya akan berebut makanan dengan cepat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka saling berbagi tanpa ada rebutan seperti yang dia pikirkan sebelumnya.
“Puasa adalah pengalaman yang aneh. Dilihat dari tempatku berasal, mereka yang kuat, orang-orang penting mendapat bagian yang lebih kemudian anak buahnya baru sisanya untuk yang lain,” ungkap Hamzah yang dikutip dari YouTube Islam Bersatulah melalui wawancara dengan Towards Eternity pada Jumat, 22 Maret 2024.
Namun, kenyataannya berbeda. Hamza cukup terkejut melihat bahwa orang-orang dengan tenang saling berbagi makanan dan minuman untuk berbuka puasa tanpa ada persaingan.
“Aku duduk dengan mentalitas ini, harus cepat karena semua akan berebut saat buka puasa aku berpikir harus cepat,” kata Hamzah.
Tapi ketika adzan berkumandang, Hamza menyadari bahwa suasana berbeda dari yang dia kira. Orang-orang tidak berebut, melainkan mereka saling berbagi dengan damai.
“Lalu hal paling aneh lain yang terjadi padaku adalah ketika adzan tiba, beda dengan apa yang aku perkirakan di mana orang-orang akan berebut,” tambahnya.
Alih-alih menyantap makanan sendiri dengan rakus, orang-orang memberikan makanan kepada yang lain. Pengalaman ini membuat Hamza merenung tentang nilai-nilai solidaritas dan kebaikan yang dia temui dalam berpuasa di bulan Ramadhan.
“Yang kulihat orang begini (membagikan makanan) aku berpikir dunia macam mana ini? paham kan? Apa yang terjadi?” ucapnya terheran.
“Alih-alih makan sendiri, mereka kasih makan yang lain,” tandasnya.
Baginya, ini adalah pengalaman yang mengubah cara pandangnya tentang persaingan dan kedermawanan. Dia menyadari bahwa dalam Islam, berbagi dan saling peduli adalah hal yang sangat penting, terutama di bulan suci Ramadhan.