Putra Altar Ini Malamnya Rayakan Natal, Pagi Sudah Mualaf

Kisah mualaf putra Altar
Sumber :
  • YouTube Wakaf TV

VIVA – Ada kisah menarik dari seorang mantan putra Altar. Malam harinya, ia masih merayakan Natal. Namun keesokan harinya, ia malah masuk Islam. Seperti apa kisahnya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Putra Altar

Kisah mualaf putra Altar

Photo :
  • YouTube Wakaf TV

Seorang mualaf bernama Toto, berbagi kisahnya tentang perjalanan spiritualnya. Sebelumnya, ia bukan orang muslim dan dia merupakan Putra Altar. 

Kisah berawal dari saat masih sekolah. Waktu itu Toto masih sekolah kelas 1 SMA, tepatnya pada tahun 1999. Ternyata dia berada di keluarga yang menganut beberapa agama. Sang ayah menganut agama Katolik, sementara sang ibu Islam.

Ia teringat saat ia berusia 14 tahun, di mana sang ayah pernah mengajak semua anggota keluarganya untuk pindah agama Islam. Namun kala itu dia tidak mau lantaran ia sangat aktif di Gereja.

“Ketika diajak oleh bapak saya, batin saya itu untuk tidak ikut mengikuti ayah saya, keluarga saya untuk memeluk agama Islam. Karena pada waktu itu saya sangat aktif di Gereja,” kata Toto, dikutip dari tayangan YouTube Wakaf TV, Rabu, 21 Februari 2024.

“Waktu itu saya sudah menjadi misdinar atau putra Altar. Saya sudah sering melayani Romo. Kemudian saya juga sudah sering mengiringi koor di semua perayaan-perayaan. Kebetulan saya pada waktu itu saya bisa memainkan alat musik,” imbuhnya.

Ia mengaku bahwa dalam keluarganya yang menganut dua agama, membuatnya merasa tidak enak. Sebab sejak kecil ia mengikuti jejak sang ayah dan sudah dibaptis.

Rayakan natal sebelum mualaf

Kisah mualaf putra Altar

Photo :
  • YouTube Wakaf TV

Pada waktu itu ia terus berpikir, dia harus ikut agama yang mana. Dan sampai kapan akan terus hidup dengan dua agama dalam satu keluarga. Menurutnya, itu ada sebuah kejanggalan.

Toto mengaku iri dengan keluarga lainnya yang memiliki kesamaan agama dalam satu keluarga. Seperti ke masjid dan ibadah bersama-sama. Sementara keluarga tidak bisa melakukan hal itu.

Pada momen Natal, sebenarnya ia masih merayakan. Namun ketika paginya, ia dan keluarga langsung mengucap kalimat syahadat dan pindah Islam.

“Tanggal 25 bulan Desember tahun 1999, malam hari saya masih merayakan Natal bersama keluarga. Tapi di tanggal 26-nya kita sudah bersama-sama mengikuti syahadat di sebuah masjid di Pagerharjo,” pungkasnya.