Mengapa Edukasi Pra-Nikah Penting? Aisah Dahlan: Waktu Udah Bersama Keluar Kelemahannya

Praktisi dan Peneliti Neuroscience Dokter Aisah Dahlan
Sumber :
  • YouTube Helmy Yahya Bicara

VIVA Lifestyle – Sebelum menikah, ada banyak persiapan yang harus dilakukan oleh masing-masing calon pasangan suami istri. Bukan hanya soal modal pernikahan, tetapi investasi jangka panjang berupa pengetahuan soal watak pasangan masing-masing.

Kelebihan dan kekurangan pasangan perlu didalami sebelum hidup bersama sepanjang waktu. Maka dari itu, ada banyak workshop seputar edukasi pra-nikah yang diadakan untuk belajar mempersiapkan diri. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Praktisi Neuroparenting, dr. Aisah Dahlan mengatakan bahwa edukasi pra-nikah sangat penting dilakukan mengingat ada dua kepala dengan sifat yang berbeda akan dipersatukan untuk hidup bersama selamanya.

"Fenomena workshop pra-nikah itu penting banget bahkan perjanjian pra-nikah itu juga penting,” kata dr. Aisah Dahlan, mengutip video TikTok @chy11.id, Minggu 18 Februari 2024.

Ilustrasi pernikahan

Photo :
  • Pixabay

Dalam prosesnya, calon pasangan suami istri akan diajarkan apa saja peran mereka dalam berumah tangga. Hal ini perlu dibahas dengan sangat jelas supaya nantinya tidak ada kesalahpahaman yang menyebabkan pertengkaran. Pembagian tugas dalam rumah tangga ini juga sebaiknya disepakati sejak awal agar nantinya lebih mudah.

"Faktor berikutnya edukasi tentang berkeluarga itu kita perannya apa, peran suami istri apa, bagi peran dong. Kan banyak pernikahan yang tidak belajar dulu, untuk apa, makanya sekarang lagi ramai namanya kursus pra-nikah, workshop pra-nikah. Itu karena untuk mendapatkan input kamu tugasnya apa, saya tugasnya apa, nanti perannya apa,” jelasnya.

Sayangnya, banyak kasus pernikahan terutama yang menikah di usia muda, mereka belum cukup mengenal lebih dalam bagaimana pasangannya. Pernikahan itu hanya didasari dengan rasa cinta dan kecocokan di awal perkenalan. Tak dipungkiri bahwa rasa cinta itu akan membuat pasangan merasa sangat cocok tetapi belum tahu bagaimana tabiat asli pasangan ketika hidup bersama satu atap.

"Sebetulnya ketertarikan ini kan alami ya, dan bahwa setiap manusia harus berpasangan itu jug fitrah kan. Jadi mereka merasa di awal pertemuan, itu kayaknya gue cocok sama dia gitu," ujarnya.

"Tapi berikutnya karena watak beda dan watak itu di otak dia ada 2 program, kekuatan dan kelemahan. Waktu sudah bersama-sama setiap hari, setiap jam, menit, detik, kan keluar juga kelemahannya. Itu yang diantisipasi di awal, nggak tahu tentang itu kelemahan, menganggap bahwa oh dia jahat sama aku, misalnya," tambahnya.