Ria Ricis Mau Cerai Teuku Ryan Kekeuh Rujuk, Buya Yahya: Suami Koreksi Diri Dulu

Buya Yahya.
Sumber :

VIVA Lifestyle – Rumah tangga Ria Ricis dengan Teuku Ryan terus menjadi sorotan publik pasca gugatan cerai yang dilayangkan Ricis pada akhir Januari 2024 lalu. Namun di tengah gugatan cerai yang dilayangkan Ria Ricis ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Teuku Ryan masih bersikeras untuk mempertahankan rumah tangganya. Terlebih keduanya juga sudah dikaruniai seorang putri bernama Moana.

Berkaca pada kasus rumah tangga Teuku Ryan dan Ria Ricis, bagaimana Islam melihat jika seorang istri bersikeras untuk bercerai hingga memasukkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama? Terkait dengan ini, pendakwah Buya Yahya punya jawaban tersendiri. Scroll untuk info selengkapnya.

Diungkap Buya Yahya, jika seorang istri meminta cerai, hal pertama yang harus dilakukan seorang suami adalah mengoreksi diri sendiri dan jangan menyalahkan istri.

Teuku Ryan dan Ria Ricis

Photo :
  • Instagram

“Karena ikatan yang pernah dibuat itu karena Allah. Apalagi semula ada cinta dan sebagainya. Kok tiba-tiba mengajak perpisahan, tentu ada yang salah dalam perkawinan itu. Jangan koreksi orang lain dulu, problem mungkin terjadi di beberapa tempat kalau ada permasalahan itu jangan biasa mengoreksi di sana dulu. Koreksi di sini dulu (diri sendiri). Kalau istri minta cerai koreksi dirimu sendiri.  Apa yang jadikan istri minta cerai,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah, Rabu 7 Februari 2024. 

Lebih lanjut, Buya Yahya mengungkap setelah mengoreksi diri sendiri, wajib bagi suami untuk meminta orang lain mengoreksi sikap dan perilaku serta perbuatannya. Namun dalam penilaian yang dilakukan oleh orang lain itu harus objektif dan penuh kejujuran. Beberapa aspek yang perlu dilihat seperti bagaimana suami melayani istri, perilaku suami kepada istri, dan penghormatan kepada istri.

“Seperti apa, sudah kita berikan apa belum. Kalau belum diberikan, permintaan cerai itu bersumber dari kita. Kalau ternyata sudah benar-benar baik sesuai penilaian, bukan dari penilaian diri sendiri. Baik secara Anda sudah melayani istri dengan baik, memberikan hak, menghormati, memuliakan, semua terpenuhi, akan tetapi istri masih menuntut cerai, baru setelah itu bertanya apa yang jadikan dia minta cerai,” ungkapnya.

Kemudian Buya Yahya menjelaskan, jika ternyata istri meminta cerai tanpa alasan yang jelas dan tidak sesuai dengan tuntutan syariat, selagi suami sudah memenuhi kewajibannya dan tidak zalim kepada istri, maka kata Buya, sang suami aman di depan Allah.

“Yang jadi masalah, istri meminta cerai karena dirimu tidak tau diri, Anda masuk ke daerah kedzaliman. Tapi kalau Anda sudah benar tapi istri Anda apa perlu kita merengek pada perempuan yang tidak tau diri? Dia dibaiki tidak tau diri, dengan catatan Anda koreksi diri,” katanya.

Buya lebih lanjut mengatakan, istri diharapkan bisa menyelesaikan masalah terlebih dahulu jangan langsung ke mahkamah untuk meminta cerai. Buya Yahya mengatakan, pertikaian antara suami istri hingga muncul ide ingin cerai bisa saja itu karena masalah salah paham, atau kurang tuntutan, atau mungkin istri salah mendengar informasi dari orang.

“Ada sebagian istri lebih percaya pada orang lain dibanding suaminya. Sehingga ketemu suami marah aja, sampai suami bingung. Ada istri mudah mendenger ini penyakit, ini suuzon. Menghilangkan cinta itu semua. kalau kasusnya wanita seperti itu, repot. Jadi mungkin salah paham, makanya ada penengah, biasakan apa-apa selesaikan dulu,” jelasnya.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa sosok wanita merupakan sosok yang lembut. Hati wanita mudah terluka terlebih ketika mengalami tekanan. Maka tak mengherankan jika mereka dihadapkan dengan masalah dalam rumah tangga selalu berpikir untuk bercerai.

“Padahal belum tentu mau cerai. Kadang istri minta cerai belum tentu mau cerai, dia ingin membuat perubahan. Wahai istri kalimat cerai itu sering muncul di kepala istri, walau tau hukum wanita mencerai itu tidak bisa, bukan berarti Anda bisa minta cerai. Anda selesaikan, kalimat cerai itu menyakitkan. Kalimat cerai itu bisa artinya kamu jelek, aku tidak suka kamu, macam-macam. Maka hindari kalimat cerai, kalau ada permasalahan selesaikan,” katanya.