Gerakan Ciliwung Bersih Kenalkan Wajah Baru Sungai Ciliwung, Bisa Wisata Sambil Belajar

Foto udara aliran Sungai Ciliwung di kawasan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Ciliwung ke-12 yang jatuh pada tanggal 11 November 2023, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB)  menyelenggarakan serangkaian kegiatan berupa Seminar lingkungan, kunjungan ke Refuse Derived Fuel (RDF) – Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Kantor Sekertariat GCB dan juga Kunjungan ke RDF Bantar Gebang. Rangkaian kegiatan yang berlangsung dari 28 – 29 November 2023 ini diharapkan dapat memberikan informasi yang menyeluruh akan pemanfaatan sampah kemasan baik sebagai bahan baku produk lain, juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. 

Seminar lingkungan GCB tahun ini mengangkat tema “Terobosan Inovatif Pengelolaan Sampah menjadi Energi Baru Terbarukan: Pengenalan Metode Integrated Resource Recovery Center (IRRC) dan RDF” sebagai sarana berbagi pengalaman bagi Pemerintah Daerah di Indonesia dalam penanganan sampah berkelanjutan. Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara GCB dengan United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC). 

“Pada seminar kali ini, kami berbagi pengalaman penerapan metode IRCC yang dilakukan oleh GCB dan dikenal dengan metode TOSS. Melalui metode ini, RDF dibuat dengan menggunakan instalasi TOSS yang dibangun di lokasi sekretariat GCB dengan menggunakan metode fermentasi. Setelah itu sampah dikeringkan, dicacah halus lalu dipadatkan menjadi pelet. Kemudian pelet digunakan sebagai bahan bakar pada proses co-firing batubara menjadi tenaga listrik. Metode ini kami luncurkan sejak tahun 2020 dan ini adalah hasil kolaborasi kami dengan para mitra,” papar Ketua GCB Ir Peni Susanti Dipl. Est.

Gerakan Ciliwung Bersih.

Photo :
  • ist

Lebih lanjut, Peni menjelaskan bahwa hingga saat ini, hasil olahan pelet dari program TOSS GCB telah dimanfaatkan oleh PLTU mitra.

“Selain TOSS, kami juga terus berupaya meningkatkan animo masyarakat agar peduli pada kelestarian Sungai Ciliwung melalui program ekowisata dan eduwisata Ciliwung. Program tersebut di antaranya susur sungai, memanen hasil hidroponik ventikultur sambil menikmati kopi di kedai pinggir Sungai Ciliwung. Inilah saatnya kami kenalkan wajah baru Sungai Ciliwung sebagai alternatif tujuan wisata di Jakarta sambil menimba ilmu tentang sungai, pelestarian sungai dan lingkungan sekitar sungai,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, GCB memberikan apresiasi kepada PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang telah mendukung GCB melalui pemasangan paving block hasil pengelolaan sampah etiket indomie yang low value. Hingga saat ini, total area yang telah dipasang paving block seluas 911m2 menggunakan 801.680 lembar kemasan etiket Indomie seberat 1,3 ton. 

“Indofood terus berupaya menemukan solusi terbaik untuk sampah kemasan baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan semua pihak, diantaranya dengan mendukung program GCB untuk edukasi dan pendaurulangan sampah kemasan dari masyarakat. Pemasangan paving block di sekertariat GCB ini merupakan media edukasi dan informasi kepada masyarakat bahwa sampah hasil pemilahan dapat didaur ulang menjadi paving block yang berkualitas setara dengan paving konvensional. Dengan metode TOSS yang telah diterapkan di GCB, menunjukkan bahwa sampah kemasan bernilai rendah seperti etiket Indomie dapat dijadikan energi alternative, yaitu sebagai campuran sampah organik pada pembuatan pelet pengganti bahan bakar,” jelas Head of Corporate communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana, dalam keterangan tertulis.

Peni sepakat bahwa metode TOSS telah memberikan manfaat bagi etiket bernilai rendah dapat menjadi energi alternatif yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti bungkus Indomie. GCB dengan visinya mewujudkan Sungai Ciliwung yang bersih, sehat, indah hijau, asri dan lestari akan terus berupaya agar sungai Ciliwung dapat bermanfaat bagi kehidupan dan menjadi simbol peradaban umat manusia masa kini dan masa mendatang.

“Kami berharap, akan semakin banyak masyarakat terutama komunitas di sepanjang kali Ciliwung yang mengaplikasikan pengelolaan sampah dengan cara TOSS. Serta menjadikan Peringatan Hari Ciliwung ini sebagai momentum kita untuk terus menjaga kelestarian sungai dan sekitarnya demi lingkungan yang berkelanjutan,” tutup Peni.