5 Alasan Orang Jepang Tak Lagi Tertarik Menikah dan Berhubungan Seksual
- Freepik/mrsiraphol
JEPANG – Keinginan seksual dan aktivitas seksual telah mengalami penurunan di Jepang selama bertahun-tahun, dan ini menjadi penyebab utama dari penurunan signifikan angka kelahiran di negara tersebut.
Dengan tingkat kelahiran yang terendah di dunia dan populasi yang diperkirakan akan menurun secara dramatis pada pertengahan abad ini, pemerintah setiap lima tahun melakukan survei mendalam mengenai sikap terhadap seks dan pernikahan.
Asosiasi Perencanaan Keluarga Jepang melaporkan bahwa 45 persen wanita Jepang muda dan lebih dari 25 persen pria "tidak tertarik atau membenci kontak seksual." Dikutip dari talkaboutjapan, berikut adalah lima alasan orang Jepang tidak suka berhubungan seksual.
1. Tidak tertarik untuk menikah
Orang-orang di Jepang, khususnya di Tokyo, bekerja dalam jumlah yang tidak masuk akal. Pilihan mereka seringkali terbatas antara bekerja keras sebagai lajang dengan apartemen kecil penuh pakaian kotor atau menikah. Namun, pernikahan dianggap sebagai opsi yang kurang menarik karena berarti bekerja untuk menafkahi pasangan.
2. Prostitusi di Jepang
Keberadaan prostitusi membuat seks di Jepang menjadi suatu komoditas yang dapat dibeli. Hal ini merubah pandangan masyarakat terhadap hubungan seksual, menjadikannya sesuatu yang dapat diperoleh seperti tiket film.
3. Hubungan Sosial Jepang
Masyarakat Jepang berfungsi dengan efisiensi robotik, di mana hierarki sangat dihormati. Kontak sosial antar individu sering kali sulit terjalin, dan banyak orang lebih memilih membayar seseorang untuk berbicara dengan mereka di tempat seperti Bar Pria dan Bar Wanita.
4. Menjalin asmara dianggap beban
Pemuda Jepang menyatakan bahwa keterikatan romantis dianggap sebagai beban dan pekerjaan yang merepotkan.
Kesulitan mencari keseimbangan antara pekerjaan, biaya hidup, dan harapan dari pasangan hidup membuat banyak orang enggan terlibat dalam hubungan serius.
5. Biosfer Global yang Terpolusi
Masalah biosfer dengan hormon estrogen buatan mungkin memiliki dampak negatif pada hasrat seksual. Plastik, pupuk, dan pestisida yang terpapar estrogen buatan tersebar dalam rantai makanan dan diperkirakan memengaruhi populasi manusia, meskipun masih dirahasiakan.
Dengan kombinasi faktor-faktor ini, masyarakat Jepang menghadapi tantangan dalam membina hubungan seksual dan pernikahan, menciptakan dinamika sosial yang unik di tengah perubahan zaman.