Sosok Mansetus Pahlawan bagi Bidan di Kota Vatikan

Mansetus Kalimantan Balawala Pahlawan bagi Bidan di Kota Vatikan, NTT
Sumber :
  • Satu Indonesia

Nusa Tenggara Timur – Seorang pria asal Lewoleba Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Mansetus Kalimantan Balawala (47) menjadi pahlawan bagi para bidan di Kota Sau, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Meski lahir dari pulau tetangga, dia telah lama hidup di Larantuka, sebuah kota kecil di ujung timur Pulau Flores. Larantuka dijuluki sebagai Kota Vatikan di Indonesia. Itu karena Larantuka merupakan sebuah kecamatan sisa Kerajaan Katolik pertama di Flores. Hingga kini banyak ritual agama Katolik di Larantuka yang menjadi magnet pariwisata, seperti Semana Santa.

Kota sejarah sekaligus kota bencana ini pada 2002 dulu masih sangat terbelakang. Akses transportasi sangat sulit dijumpai layaknya di kota-kota besar di Indonesia.

Kota Sau, Kelurahan Sarotari, Larantuka pada 2002 menjadi salah satu tempat yang memiliki akses transportasi sangat buruk. Banyak ibu dan bayi meninggal akibat telat mendapatkan perawatan karena minimnya transportasi.

Mansetus Kalimantan Balawala Pahlawan bagi Bidan di Kota Vatikan, NTT

Photo :
  • Satu Indonesia

Kasus kematian ibu dan bayi akibat minim transportasi memantik Mansetus Kalimantan Balawala untuk bergerak. Dia berinisiatif menyulap rumahnya menjadi Kantor Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS).

Pada kantor itu, Mans sapaan akrab Mansetus mengumpulkan anak-anak muda mengajak mereka untuk menggunakan sepeda motor membawa bidan dan paramedis untuk melayani pasien-pasien di tempat terpencil dengan medan yang sulit. Namun itu saja tidak cukup, dia harus membeli sepeda motor untuk para bidan menghemat waktu mengobati warga.

Dia membeli 13 unit sepeda motor untuk para bidan dan paramedis mengobati warga yang sakit di Kota Sau. Ikhtiar tersebut untuk menekan angka kematian ibu dan bayi akibat lambatnya penanganan medis.

Dari usahanya tersebut membuat ibu hamil dengan mudah tertolong. Bidan dan paramedis dapat tiba tepat waktu untuk menangani pasien yang membutuhkan pertolongan medis.

“Senyum mereka adalah kebahagian kami,” kata Mans disadur dari satu-indonesia.com.

Mans tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan. Semua niat baiknya bermula dari sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang kondisi kesehatan ibu dan anak bersama Petugas Kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana se-Kabupaten Flores Timur pada Juli 2002.

Dari diskusi tersebut, terungkap banyak ibu dan bayi meninggal karena telat dirujuk ke pusat kesehatan. ‘Tersangka’ utamanya adalah transportasi yang sulit yang membawa bidan.

Dari sana muncul ide mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi dengan sistem kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Dia membeli 13 unit sepeda motor untuk bidan desa dan petugas kesehatan di lima kecamatan di Flores Timur.

Uniknya, agar sepeda motor tersebut tahan lama, setiap 2000 kilometer disediakan sebuah bengkel untuk perawatan kendaraan.

“Agar selalu siap beraksi dalam kondisi darurat,” katanya.

Sikap pahlawannya membuat Mans mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra pada 2010. SATU Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Diharapkan, orang-orang seperti Mansetus Kalimantan Balawala terus muncul di Indonesia untuk membantu masyarakat.