Jalan Senyap Juliawati Perias Jenazah, Sempat Rias Wajah Mayat yang Hilang Setengah
- Tangkapan Layar: YouTube
Bogor – Mungkin sulit dibayangkan bahwa ada seorang yang dengan suka cita berkeinginan untuk menjadi perias jenazah. Terlebih di saat banyak orang yang berkeinginan berprofesi mentereng, lain dengan seorang perempuan bernama Juliawati ini.
Perempuan yang diketahui kelahiran tahun 70-an itu justru memilih untuk mengambil jalan berbeda. Jenazah yang mayoritas orang takuti, berbeda dengan Juliawati yang malah menghampirinya. Profesi sebagai perias orang mati menuntutnya untuk selalu berani.
Ketertarikan perempuan yang saat ini tinggal di Bogor, Jawa Barat terhadap dunia rias jenazah bukan tanpa alasan. Semua itu berawal saat tante dari pihak ayahnya meninggal dunia. Juliawati menilai riasan tantenya tampak menakutkan.
“Ketika tante meninggal dia di-make up, cuman saya tuh melihatnya jadi sedih. Meskipun tante saya memang tujuh tahun stroke, ya. Memang udah kurus banget cuma harusnya di-make up bisa membuat dia cantik, bukannya menakutkan,” kata Juliawati seperti dilansir dari kanal YouTube Narasi Newsroom.
Mulai dari sana, timbul perasaan dari diri Juliawati untuk menjadi seorang perias jenazah. Lewat kejadian tersebut, ia akhirnya membenamkan diri untuk menekuni profesi tersebut. Ia tak mau perasaan yang menghinggapinya dirasakan oleh orang lain.
Tapi, tekad itu pada awalnya sempat terganjal cita-cita untuk mendampingi sang anak tumbuh dan berkembang. Sebagai seorang ibu, hasrat itu jelas tak terbendung karena menurut Juliawati anak adalah segalanya.
Juliawati mengaku dirinya baru berani melangkahkan kaki dalam profesi itu saat sang anak dirasa cukup mandiri tanpa sokongan dari dirinya. Sejak akhir 2021 lalu, ia mengutarakan niatnya kepada sang anak untuk menekuni profesi tersebut.
“Rasanya (rias pertama kali) kalo kita mau dapat hadiah yang kita inginkan. Seneng banget bisa merias pertama kali, ‘aduh Tuhan, ini lho mimpi yang aku inginkan selama bertahun-tahun, akhinya bisa, ya, jadi kenyataan’,” ungkapnya.
Namun, menjadi seorang perias jenazah yang professional tentu harus berani mengorbankan apapun. Seperti Juliawati yang rela mengorbankan 24 jam dalam seminggu untuk merias jenazah. Bahkan, jika dirinya tidak tidur karena merias jenazah pun dia berani.
Bekerja di kamar senyap tengah malam dan bahkan hanya berdua bersama jenazah, tentu saja banyak tantangan yang harus dilewati. Salah satunya jenazah korban kecelakaan hingga jenazah yang hanya memiliki wajah setengah.
“Paling parah kalau ada yang wajahnya hilang setengah. Cuma kan karena diperban, ya. Jadi, ya perbannya cuma saya cover saja pake foundation, karena permintaan keluarga gak mau keliatan perban putih,” jelas Juliawati.
“Cuman saya gak keliatan lobangnya karena sama dokter kan dari rumah sakit sudah ditutup. Katanya sih lobang. Kena kanker daerah pernapasan. Jadi awalnya itu luka di hidung terus lama-lama nyebar makan dagingnya itu,” bebernya.