Cerita Influencer Asal Bukittinggi, Pembayarannya Dibawa Kabur
- Istimewa
JAKARTA- Romi Agung Wiratama atau dikenal juga dengan sebutan Romi AW, sosok pria kelahiran Bukititnggi, Sumatera Barat yang bekerja sebagai staff NGO (Non-Government Organization). Dia kini mulai mengembangkan kreativitasnya di media sosial sebagai Influencer.
Tahun 2015 pria berzodiak Gemini ini memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan tujuan bekerja dan melanjutkan kuliahnya yang sempat terhenti. Sempat menjadi mahasiswa di Universitas Riau namun Romi AW menyelesaikan pendidikannya di Universitas Terbuka di Jakarta pada tahun 2021 dengan gelar Sarjana Ekonomi.
Namun di tahun 2020 Indonesia dan dunia dilanda pandemik, hal ini mengharuskan semua perkantoran melaksanakan sistem yang namanya WFH (Work from Home), hal tersebut mendorong orang untuk beraktivitas di rumah saja. Untuk membunuh kebosanan akhirnya Romi AW berinisiatif untuk merekam video review yang tadinya hanya akan dia jadikan sebagai hobi saja di media sosial pribadinya.
Tetapi berangkat dari hal tersebut dan konsistensi yang dijalani Romi AW selama kurang lebih dua tahun belakangan ini akhirnya membuahkan hasil. Namanya berhasil tercatat sebagai salah satu Influencer di Indonesia dengan jumlah follower lebih dari 80ribu di akun Instagram @romiaw dan lebih dari 20ribu follower di akun tiktok @langitsenjakita. Berawal dari Hobi kini Romi AW menekuninya secara profesional.
“Setelah saya menekuni dan bergelut dengan dunia social media, saya mendapatkan peluang di sini untuk menghasilkan uang yang lebih besar apalagi jika kita sudah punya nama dan pengikut yang banyak dan secara profesional saya bisa katakan saya seorang lifestyle influencer, saya membantu mempromosikan produk atau brand yang bekerjasama dengan saya, Biasanya juga termasuk untuk visit store atau restoran,” kata dia.
Aktif di Instagram dan Tiktok Mulai dari konten lifestyle, beauty product dan Culinary, Romi AW sudah bekerja sama dengan ratusan brand lokal dan International di Indonesia seperti Honda, Planet Ban, The body shop, ERHA, dan masih banyak yang lainnya.
“Selain membantu mempromosikan usaha dan produk orang lain, hal yang saya suka dari pekerjaan ini adalah bisa bertemu banyak orang termasuk manager brand atau bahkan owner dari produk yang saya review”, Romi AW.
Mimpinya tidak hanya berhenti di situ saja, tetapi banyak harapan di tahun-tahun berikutnya, dirinya bisa lebih dikenal lagi oleh banyak orang, membantu lebih banyak brand lokal dan UMKM untuk mempromosikan produk mereka, serta makin banyak kerja sama dengan brand-brand besar lainnya untuk bergabung dalam TVC (Television Comercial) atau kerjasama dengan TV Nasional dalam cakupan promosi brand atau produk yang lebih luas.
Namun menjalani profesi sebagai content creator tak seindah yang terlihat. Ada beberapa duka yang harus diterima publik. Mulai dari masih dianggap sepele oleh brand lantaran masih mikro influencer.
Selain itu juga ada beberapa brand yang tiba-tiba mengbatalkan pekerjaannya jelang hari H. Hingga yang terparah ditipu oleh agensi atau manajemen KOL. Diungkapnya, fee atau pembayaran dari pekerjaan yang harusnya untuknya dibawa kabur oleh PIC Campaign dari managemen KOL.
“Sampai sekarang tidak ada kejelasan,” ungkapnya.
Tapi diakuinya pekerjaannya sebagai content creator juga bisa membuatnya bekerja sambil liburan.
“Biasanya sebelum liburan aku atau timku coba kontak beberapa brand buat menawarkan kerja sama. Jadi kalau ada brand approve untuk tempat yang bakal kita kunjungi, kita akan visit ke resto atau review produk mereka. Menarik banget kan dalam 1 waktu bisa kerja, liburan dan dibayar oleh brand,” ungkapnya.