Sejarah Qurban Nabi Ibrahim, Awal Mula Terjadi Peringatan Hari Raya Idul Adha
- VIVA/Fajar Sodiq
Jakarta – Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Qurban, merupakan salah satu perayaan agama Islam yang memiliki makna dan sejarah yang dalam. Perayaan ini mengingatkan umat Muslim akan kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Nabi Ismail (Ishmael), serta komitmen dan kepatuhan mereka kepada Allah.
Sejarah Qurban Nabi Ibrahim
Kisah Qurban Nabi Ibrahim berasal dari Al-Quran dan juga ditemukan dalam Alkitab dalam agama-agama Abrahamik. Menurut kisah tersebut, Allah menguji kepatuhan dan kesetiaan Nabi Ibrahim dengan sebuah perintah yang sangat berat. Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, sebagai bentuk pengorbanan yang besar.
Nabi Ibrahim, yang memiliki kepatuhan yang luar biasa kepada Allah, mempersiapkan diri untuk melaksanakan perintah tersebut. Ketika Nabi Ibrahim bersiap untuk menyembelih putranya, Allah SWT dengan belas kasih menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba jantan yang akan dijadikan sebagai gantinya.
Allah SWT menganggap pernyataan kesetiaan dan ketaatan Nabi Ibrahim telah teruji, dan peristiwa ini menjadi bentuk pengorbanan yang penting dalam sejarah agama Islam.
Makna dan Pentingnya Qurban
Qurban memiliki makna mendalam dalam agama Islam. Ia mengajarkan kepada umat Muslim tentang pengorbanan diri, kepatuhan kepada Allah SWT, dan kasih sayang kepada sesama.
Dalam konteks Qurban, umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan ternak, seperti domba, sapi, atau kambing, sebagai bentuk pengorbanan dan kepatuhan mereka kepada Allah SWT.
Daging hewan kurban kemudian dibagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk keluarga, satu bagian untuk diberikan kepada kerabat, teman, dan tetangga yang membutuhkan, dan satu bagian lagi untuk disumbangkan kepada orang miskin dan kaum dhuafa.
Peringatan Hari Raya Idul Adha
Hari Raya Idul Adha dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam. Pada hari ini, umat Muslim berkumpul di masjid atau lapangan terbuka untuk melaksanakan salat Idul Adha, yang merupakan salat khusus yang dilakukan setelah terbit matahari.
Setelah salat, umat Muslim mengadakan prosesi penyembelihan hewan kurban. Daging hewan kurban tersebut dibagikan kepada yang membutuhkan, termasuk keluarga, kerabat, tetangga, dan orang miskin. Selain itu, perayaan Idul Adha juga diisi dengan kegiatan sosial, pertemuan keluarga, dan saling berbagi kebahagiaan.
Perayaan Idul Adha mengingatkan umat Muslim akan nilai-nilai kesetiaan, ketaatan, dan kasih sayang kepada sesama. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk menguatkan ikatan sosial dan mempererat tali persaudaraan dengan berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.
Dalam kesimpulannya, peringatan Hari Raya Idul Adha memiliki sejarah yang mengakar dalam kisah Qurban Nabi Ibrahim. Ia mengajarkan umat Muslim tentang pengorbanan diri, kepatuhan kepada Allah, dan kasih sayang kepada sesama.
Melalui perayaan ini, umat Muslim diberi kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai agama dan memperluas cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.