Jangan Tertipu Badal Haji Abal-abal, Jemaah Harus Tahu Tipsnya
- MCH 2022
VIVA Lifestyle – Beberapa waktu yang lalu ketika awal kedatangan jemaah haji 25 Mei 2023, ada sejumlah temuan sertifikat kosong badal haji di dalam koper jemaah. Sertifikat badal haji tersebut dibawa dari Indonesia. Saat pemeriksaan lewat x-ray, petugas Bandara International Ameer Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah menemukan sekumpulan sertifikat kosong tersebut.
Sertifikat tersebut ditemukan di dalam koper salah satu jemaah haji lansia dari Madura. Mereka berasal dari embarkasi Surabaya atau kloter SUB 4. Sertifikat badal yang dibawa sejak sebelum pelaksanaan haji, bisa menjadi peringatan bagi jemaah haji untuk waspada penipuan ketika ingin membadalkan haji untuk orang tua atau saudara. Sertifikat badal dikhawatirkan merupakan sertifikat abal-abal.
“Karena wukuf di Arafah hanya bisa dilaksanakan satu orang satu kali musim haji. Satu orang hanya bisa menerima satu badal haji. Berbeda dengan umrah, satu orang sehari bisa melaksanakan lebih dari seorang badal umrah,” kata Tour Guide Umrah Muhammad Khori.
Oknum yang tak bertanggung jawab itu kerap hanya mengenakan pakaian ihram lalu foto di sembarang tempat sambil membawa sertifikat haji abal-abal. “Padahal orang itu tidak melakukan badal haji,” kata mukimin asal Madura berumur 26 tahun ini.
Untuk sertifikat, oknum tak bertanggung jawab tersebut kerap membeli kertas sertifikat kosongan yang belum ada namanya. Satu paket berisi beberapa lembar biasanya seharga 10 real. Kertas sertifikat itu dijual bebas di Maktabah. “Sertifikat itu bisa ditulis sendiri,” timpal mukimin lainnya asal Serang Banten Jawa Barat, Subkhi, 44.
Khori memberikan tips, kalau mau melakukan badal haji, kenali dulu orangnya. Lebih baik dengan orang yang dikenal langsung.
“Terpenting cari orang yang memahami syarat dan rukun haji. Jangan memilih sembarang orang,” katanya.
Setelah itu, minta dokumentasi tiap titik perjalanan saat menjalankan syarat rukun haji. Mulai dari miqat ada dokumentasinya, kemudian saat wukuf di Arafah, lalu di Muzdalifah, Mina, lempar jumrah, tahallul, hingga tawaf ifadhah, dan sai. Semua itu harus terdokumentasi.
“Pembayaran uang untuk badal sebaiknya dilakukan saat wukuf di Arafah atau di Mina. Sehingga kita yakin orang itu benar-benar melakukan badal haji,” katanya.
Ini berbeda dengan sebagian jemaah haji yang meninggal baik saat masih di embarkasi, di bandara, di hotel/pemondokan, di Madinah, sebelum wukuf Arafah, akan dibadalkan oleh Kemenag RI. “Bukti jamaah haji tersebut sudah dibadalkan, Kemenag RI akan mengeluarkan sertifikat resmi. Terutama dari Kantor Urusan Haji (KUH),” kata Konsultan Haji PPIH Arab Saudi yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Maarif Denanyar Jombang Jatim, KH Ahmad Wazir.
Ahmad Wazir juga mengatakan, tentang pelaksanaannya, jika yang dibadali haji perempuan bisa dibadali oleh laki-laki atau sebaliknya, tidak harus sesama jenis."Tentang biaya badal haji antara pelaksana badal haji satu dengan yang lain beda beda. Jemaah biasanya dari pelaksana dikasih sertifikat, berisi nama orang yang dibadali termasuk orang yang melaksanakan badal haji, dikeluarkan oleh penyedia layanan badal haji, biasanya dari mukimin, kalau tidak ada sertifikat badal haji, tentu harus dipertanyakan."
Wazir pun menekankan, terkait badal haji ini di luar tanggung jawab kementrian. "Bearti masing-masing individu, disarankan pilih orang yang amanah, yang benar-benar tahu tentang manasik. Kadang ada yang nakal, orang satu membadali dua orang, itu tidak sah," pesan Wazir.