Bolehkah Memusuhi Orang yang Membenci dan Zalim Pada Kita? Begini Pandangan Islam
- Freepik
VIVA Lifestyle – Disadari atau tidak, sikap atau perilaku kita bisa mengundang rasa tidak suka orang lain. Meski sudah berlaku baik, ada saja orang yang membenci. Hal itu wajar karena kita tidak bisa membuat semua orang harus menyukai kita.
Bahkan, ada orang-orang yang suka berbuat zalim dan mencoba menjatuhkan kita. Terkadang, karena hal itu kita memilih untuk menjauhi dan memutus komunikasi dengan orang tersebut. Salah satu tujuannya adalah menghindari rasa sakit hati atas perbuatannya.
Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini? Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan, jika ada ada orang-orang di antara kerabat kita yang jahat, kemudian kita memilih untuk membatasi hubungan atau menjaga jarak dengannya itu diperbolehkan. Namun, kita tidak dibolehkan untuk memutus tali silaturahmi.
Dia juga mengungkap bahwa tidak boleh menilai buruk secara keseluruhan pribadi orang tersebut sebab pasti ada satu kebaikan yang ada di orang yang zalim itu.
"Tapi kami berat ustaz melupakan celaannya, itulah setan, di situlah peran iman kita. Seorang mukmin tidak akan membiarkan hatinya rusak dengan celaan orang, karena celaan orang itu hanya ucapan sama dengan pujian sepanjang lidahnya saja sudah selesai. Anggap saja angin lalu," kata beliau mengutip tayangan YouTube Hasan Republic.
Lebih lanjut, Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan, tidak ada sesuatu yang harusnya berbekas jika dihina atau dicaci secara lisan. Hal ini berbeda jika pisau diiriskan ke jasad yang akan menjadi rusak.
"Tetapi seandainya kata saja tidak perlu dipedulikan. Allah SWT mengajarkan bagaimana menghadapi orang seperti ini. (Artinya) 'Orang-orang beriman itu hamba Allah yang disayangi Allah, mereka yang melewati orang-orang jahil suka mencaci maki, suka mencela, suka menilai buruk penampilan orang mereka berkata salam', ngomong terserah kamu deh enggak usah peduli. Biarkan Raqib dan Atid mencatat kebaikan saja," jelasnya.
Ustaz Khalid Basalamah lalu megingatkan pentingnya mengetahui Qada dan Qadar.
"Kejahatan itu Allah ciptakan sebagai Qada, Allah ciptakan kebaikan dan keburukan dan perlu kita ketahui juga punya Qadar. Kalau dia meninggal selesai kejahatannya, atau kata ulama minimal per hari ada berhenti kejahatannya, pagi dia jahat pasti ada jenuh berhenti makan, berhenti ke kamar mandi, tidur berhenti kejahatannya," katanya.
"Allah bahkan akan menghukumnya kalau dia sudah berlebihan. Mungkin meninggal tiba-tiba, dia jatuh, mungkin ini itu, banyak hal. Jadi tidak usah terlalu khawatir, kita punya Allah dan ada saatnya dia berhenti dan pada saat sekarang anda mendapat pahala sabar. Ingat pahala amal yang besar sekali adalah sabar," tambahnya.
Ustaz Khalid Basalamah juga mengingatkan bahwa Allah SWT berfirman, surga itu tidak akan didapatkan kecuali orang-orang yang sabar dan surga tidak didapatkan kecuali nasib yang baik. Allah mempertemukan nasib yang baik dengan masuk surga mudah adalah orang yang sabar dan sabar kapan dibutuhkan ketika cobaan sedang datang.
"Kita akan panen sabar, kalau ada masalah kita hadapi dengan tenang, kita bersyukur kepada Allah, ikhitar mencari jalan keluar," ujarnya.