Indahnya Ramadhan Membalut Nilai Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Buka puasa bersama tokoh lintas agama bareng Erick Thohir
Sumber :
  • ist

VIVA Lifestyle – Jalinan kerukunan kehidupan antar umat beragama semakin ditunjukan oleh masyarakat di Tanah Air dengan terus mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan. Hal ini tentunya sangat penting dalam rangka merekatkan persatuan sebagai identitas bangsa Indonesia.

Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan pun kian didorong demi menjaga keharmonisan sebagai sebuah rumah besar bagi setiap warga pemeluk setiap agama di bumi Nusantara. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Semangat itu pula yang digaungkan dalam agenda bertajuk Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama” yang dibalut dengan dialog kebangsaan pada Selasa 28 Maret 2023 di Ballroom Singosari Hotel Borobudur Jakarta.

Dalam kegiatan tersebut hadir sebagai pembicara pemuka agama Gus Miftah dan Pendeta Gilbert Lumoindong serta turut berpartisipasi pula Menteri BUMN, Erick Thohir.

Pada agenda tersebut, sejumlah ungkapan menyejukan mengemuka dalam rangka terus membina jalinan harmonis kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Juga tampak hadir dalam acara tersebut dua penyanyi Tanah Air, Aura Kasih dan Vicky Shu serta tokoh masyarakat, Rosario de Marshall atau akrab disapa Hercules.

Bahwa sesama umat beragama di Indonesia harus tetap saling menghargai perbedaan adalah merupakan akar jatidiri bangsa Indonesia yang memang terdiri dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan keyakinan.

Menjadikan perbedaan sebagai simbol persatuan umat, walau berbeda keyakinan, etnis, pendapat dan lainnya namun harus tetap menjaga keharmonisan sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebhinekaan.

Seperti diungkapkan oleh Pendeta Gilbert Lumoindong, yang menghimbau kepada masyarakat bisa saling membantu sesama dalam kesusahan, bersikap gotong-royong yang telah menjadi budaya leluhur bangsa.

“Jadi acara ini di inisiasi oleh Gus Miftah, dia yang menghubungi untuk gelar buka puasa bersama. Di bulan ramadhan ini spesial bagi saudara Muslim, spesial juga bagi umat Kristiani karena akan menyambut paskah,” ungkap Pendeta Gilbert.

"Maka disini menjadi ajang silaturahmi kita bersama. Mari kita berdoa kepada Tuhan semoga semua diberkati, Indonesia dan semua yang hadir dilindungi Tuhan,“ terang Pendeta Gilbert saat membuka acara

Buka puasa bersama tokoh lintas agama bareng Erick Thohir

Photo :
  • ist

Menjadikan kebahagiaan orang lain sebagai kebahagiaan kita bersama. Sikap toleransi ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Gus Miftah, yang kerap dijuluki sebagai Presiden Para Pendosa.

Di tempat yang sama Menteri BUMN, Erick Thohir yang memberikan sambutan bahwa kehadirannya di acara yang turut dihadiri oleh perwakilan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu tersebut merasa bangga dan bersyukur.

“Saya rasa kita patut bersyukur, karena melihat Indonesia dari segala sisi, semuanya baik. Kita diberi kelengkapan oleh Tuhan, Indonesia yang banyak masalah namun dengan masalah itu kita justru semakin bersatu untuk menyelesaikan masalah," ujar Menteri yang juga Ketua Umum PSSI tersebut.

“Kita diajarkan karakter oleh leluhur, saya rasa tantangan ke depan adalah karakter dan moral bangsa. Jadi karakter ini harus selalu di rawat, di pupuk. Sehinga menciptakan bangsa yang berakhlak,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Rasulullah SAW diakhir hayatnya megingatkan umatnya untuk meninggalkan sikap jahiliah, memberikan contoh untuk saling menghargai siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras dan golongan lain.

Pada hakekatnya manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah SWT. Tidak ada yang membedakan keduanya, kecuali amal ibadah serta ketaatan mereka kepada Yang Maha Kuasa

Dalam hadist-Nya Baginda Nabi menyatakan “Wahai sekalian manusia! Tuhan kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang non-Arab dan bagi orang non-Arab atas orang Arab. Tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan,” (HR. Ahmad).