5 Agama Selain Islam yang Melaksanakan Ibadah Puasa

Ilustrasi berbuka puasa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Dalam ajaran Islam, puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Puasa dimaksudkan agar seseorang bisa lebih bersabar dan mengendalikan diri, serta meningkatkan rasa syukur. Berbagai hal positif akan senantiasa dirasakan oleh umat Islam yang menjalankannya dengan ikhlas. 

Namun rupanya, tradisi puasa ini bukan hanya dilakukan umat Islam, pemeluk agama lain pun mempunyai tradisi serupa. Puasa dalam agama lain mempunyai aturan berbeda dengan Islam, tapi tujuannya hampir sama untuk melatih kedisiplinan dan kesabaran. Nah, berikut tradisi puasa dalam beberapa agama di dunia. 

1. Buddha

Umat Buddha melakukan kirab aapi suci dari Candi Mendut ke Borobudur

Photo :
  • Fajar Sodiq/ VIVAnews, Solo

Menurut ajaran agama Buddha, puasa disebut juga dengan Uposatha. Tanggal puasa bergantung dengan aliran Buddha yang diikuti, tapi mereka sama-sama mengikuti perhitungan kalender Buddhis. Saat puasa, umat Buddha boleh minum tapi tidak boleh makan. Selama puasa, umat Buddha harus melaksanakan delapan aturan yang disebut uposatha-sila. 

Aturan itu adalah tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan kegiatan seksual, tidak berbohong, tidak makan pada siang hari hingga dini hari, dan tidak menonton hiburan atau memakai kosmetik, parfum, dan perhiasan. Lalu, ada pula jenis puasa lain yang disebut vegetaris atau tak boleh mengonsumsi makanan dari produk hewani dan bawang-bawangan. 

2. Katolik

Sebagian besar umat Katolik yang merayakan Misa Malam Natal di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan mengenakan pakaian adat Bali.

Photo :
  • VIVA/Eko Sulestyono (Bali)

Dalam ajaran Katolik, masa puasa pra-Paskah berlangsung selama 40 hari dihitung dari Rabu Abu sampai Jumat Agung. Umat Katolik mengenal istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib untuk mereka yang berusia 18 tahun. Saat puasa, mereka hanya diizinkan untuk makan kenyang sekali saja dalam sehari. 

Sedangkan berpantang wajib dilakukan untuk mereka yang berusia 14 tahun ke tas. Berpantang dilakukan dengan cara menghindari diri dari melakukan hal yang disukai, misalnya makan daging, garam, atau merokok. Berpuasa dan berpantang adalah cara mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Prosesi ritual Melasti yang dilakukan oleh Umat Hindu Bali di Pantai Seminyak.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Maha Liarosh (Bali)

Puasa dalam ajaran Hindu disebut juga dengan Upawasa. Upawasa ada yang wajib dilaksanakan dan ada juga yang tidak. Upawasa wajib misalnya adalah Upawasa Siwaratri umat Hindu tidak boleh makan dan minum mulai dari matahari terbit hingga terbenam. 

Kemudian puasa Nyepi, yang dilakukan dengan cara tidak makan dan minum sejak fajar hingga fajar keesokan harinya. Puasa lain yang dianggap wajib adalah puasa untuk menebus dosa yang dilakukan selama tiga hari, puasa tilem, dan purnama. 

Yahudi.

Photo :
  • U-Report

Puasa atau Ta’anit menurut agama Yahudi terbagi menjadi dua, yaitu pada hari besar, Yom Kippur dan Tisha B’Av, juga pada hari kecil misalnya puasa Esther dan puasa Gedhalia. Ketika puasa, mereka tidak boleh makan dan minum, berhubungan seks, dan mengenakan sepatu kulit. 

Khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak boleh untuk menggosok gigi. Kecuali pada saat Yom Kipur, puasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Sehingga, jika puasa selain Yom Kippur jatuh pada hari Sabat, para Rabbi akan memutuskan untuk mengganti hari berpuasa. 

Dua penganut Konghucu melintasi Theng Sai atau patung singa barongsai saat beribadah di Vihara Tri Dharma Dwi Dharma Bhakti, Pontianak, Kalbar, Selasa, 19 Februari 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

Menurut kepercayaan Konghucu, puasa adalah cara untuk menyucikan diri dan melatih diri, baik itu menjaga perilaku, perkataan, dan supaya dipenuhi cinta kasih. Puasa konghucu ada dua jenis, yaitu puasa rohani dan jasmani. Puasa rohani dilakukan untuk menjaga hal-hal asusila, sedangkan jasmani dilakukan di bulan Imlek. 

Puasa dilakukan dengan cara berpantang makan daging secara bertahap, ada yang hanya sehari, dua hari, dan seterusnya sampai berpantang permanen. Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek, dilakukan puasa penuh dari 05.30 sampai 22.00. Puasa dimulai dengan mandi keramas dan berakhir usai sembahyang.