Gak Sembarangan, Ini Ciri Utama Bos Toxic Bikin Kerja Jadi Stres

Ilustrasi bos toxic
Sumber :
  • thesun.co.uk

VIVA Lifestyle – Banyak dari kita mungkin menyebut atasan bersifat toxic alias beracun saat curhat tentang pekerjaan. Tapi ternyata, bos dengan karakter seperti itu memiliki tanda dan gejala yang khas yang pada akhirnya memicu pekerjaan menjadi lebih stres dari biasanya.

Penelitian baru menunjukkan bahwa bos bisa memberi kita lebih dari sekadar alasan untuk mengeluh. Yuk scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Kepemimpinan mereka yang buruk mungkin memengaruhi kesehatan kita dan menyebabkan tingkat stres melonjak.

"Stres dapat menjadi akar dari semua jenis penyakit umum dan mematikan, termasuk serangan jantung, diabetes, asma, kanker, kecemasan, depresi, insomnia, kehilangan ingatan, dan bahkan penuaan dini," kata pakar kesejahteraan Profesor Simon L. Dolan PhD, dalam laman The Sun.

Dan yang mengkhawatirkan, tiga per lima karyawan dunia mengatakan bahwa pekerjaan mereka memengaruhi kesehatan mental mereka lebih dari apa pun.

Dalam bukunya De-Stress At Work- Understanding and Combatting Chronic Stress - dirilis oleh Taylor & Francis - Profesor Dolan mengatakan efek pemimpin yang buruk bisa 'menghancurkan'.

Apa tanda bos toxic?

Profesor Dolan menguraikan enam karakteristik yang membuat seorang pemimpin berbahaya bagi timnya. Dia mengatakan bos yang beracun kerap menunjukkan rasa iri dengan kesuksesan tim mereka.

Selain itu, bos akan terus-menerus mengkhawatirkan persaingan atau 'musuh' di tempat kerja.

Ilustrasi bossy

Photo :
  • Pinkvilla

Tanda lainnya yang patut dianggap toxic dengan bos yang sering menikung pujian atas pekerjaan orang lain, ia juga selalu membandingkan dirinya dengan orang lain.

Terakhir, bos tersebut akan menganggap harga diri mereka semata-mata didorong oleh pekerjaan terbaru mereka.

“Disadari atau tidak, seorang pemimpin yang beracun adalah orang yang menyalahgunakan otoritasnya dan melanggar kepercayaan untuk memuaskan egonya sendiri,” kata Profesor Dolan.

Dan bos yang buruk bisa merugikan diri mereka sendiri juga tim mereka. Stereotip pemimpin yang memiliki stamina dan kekuatan yang hampir seperti manusia super bisa berbahaya, kata Profesor Dolan, karena hal itu dapat membuat bos menyembunyikan perasaan mereka saat berada di bawah tekanan.

Ilustrasi menghadap bos.

Photo :
  • http://hanyatauaja.blogspot.com

Ada faktor-faktor spesifik yang dapat membuat seseorang menjadi bos yang beracun, termasuk karakteristik yang diwariskan, pengalaman hidup awal, dan kecenderungan kognitif yang dipelajari.

Menurut Profesor Dolan, kurangnya harga diri yang mengakar dan kebutuhan kompulsif untuk menunjukkan nilai mereka kepada orang lain dapat membuat kepribadian seseorang berbahaya bagi orang lain.

Bagi Profesor Dolan, lingkungan kerja yang sehat bergantung pada bagaimana bos merespons stres.

"Persepsi bos tentang kontrol akan mendorong bagaimana mereka merespons situasi kerja yang penuh tekanan," katanya.

“Seseorang yang merasa mengendalikan hidup, lingkungan, dan tindakannya akan berkurang stresnya,” tambahnya.

"Ini benar-benar inti dari kecerdasan emosional."

Bagaimana bos bisa menjadi lebih sehat?

Profesor Dolan berkata bahwa bahkan jika seseorang tidak percaya diri, adalah mungkin untuk mengubah persepsi internal mereka sehingga mereka merasa lebih memegang kendali. Dia juga percaya bahwa bos harus belajar lebih realistis tentang kekuatan dan kelemahan mereka.

“Seorang pemimpin harus mampu mengelola emosinya secara proaktif dengan cukup baik untuk memproyeksikan ketenangan dan rasional kepada tim mereka,” jelasnya.

Profesor Dolan juga mengimbau para atasan untuk tidak mencampuradukkan rasa percaya diri dengan rasa percaya diri yang berlebihan. Jika menyangkut karyawan mereka, penting bagi atasan untuk mengenali pekerjaan yang dilakukan dengan baik untuk memelihara harga diri mereka.

Ilustrasi bos.

Photo :
  • Halomoney.

“Seorang pemimpin yang hebat harus menghormati, mendukung, dan memelihara pertumbuhan, bukan hanya seseorang yang percaya diri.

“Taruhan untuk kepemimpinan selalu tinggi,” Profesor Dolan menambahkan.

"Tetapi mengetahui bahwa Anda memengaruhi kesehatan mental orang-orang adalah alasan bagi para pemimpin untuk mempertimbangkan dan memastikan mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menjadi yang terbaik dan menjadi yang paling positif berdampak pada orang," tandasnya.