Imbas Resesi Seks, 5 Negara di Dunia Ini Dihantui Krisis Populasi
- Pixabay/Denise Husted
VIVA Lifestyle – Seiring berjalannya waktu semakin banyak negara yang mengalami penurunan populasi lantaran warganya menolak untuk memiliki keturunan. Resesi seks ini mengacu pada risiko krisis demografis lantaran banyak wanita yang berhenti melahirkan. Kondisi ini bahkan terjadi di beberapa negara di dunia, berikut ulasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Korea Selatan
Pada 2021, menurut data pemerintah Korea Selatan mencatat tingkat kesuburan hanya mencapai 0,81 persen. Padahal, idealnya sebuah negara harus mempunyai tingkat kesuburan 2,1 persen untuk menjaga populasi. Bukan hanya itu, Negeri Ginseng itu saat ini makin banyak anak muda yang tak mau menikah dan wanita tidak mau untuk hamil.
Tak ada angka resmi berapa banyak warga Korea Selatan yang tidak mau menikah atau memiliki anak. Tapi, menurut badan statistik nasional tahun 2020 memperlihatkan hanya ada 193 ribu pernikahan di negara itu. Angka ini mengalami penurunan dari tahun 1996 yaitu 430 ribu. Data bayi lahir juga hanya sekitar 260.600 dari puncaknya pada 1971 sekira 1 juta bayi.
2. China
Negara dengan populasi terbanyak di dunia ini disebut tengah mengalami resesi seks. Diprediksi, tahun ini angka kelahiran akan mencetak rekor terendah karena sudah menurun berada di bawah 10 juta ketimbang tahun lalu 10,6 juta anak lahir per tahun. Angka ini menurun 11,5 persen dari tahun 2020.
Mengenai hal itu, Presiden Xi Jinping melakukan berbagai cara untuk meningkatkan angka kelahiran, seperti pengurangan pajak sampai uang tambahan untuk anak ketiga. Tapi, strategi ini tak cukup untuk membuat angka kelahiran semakin meningkat. Bahkan, data tahun 2021 angka kesuburan berada di 1,16 di bawah standar 2,1.
3. Jepang
Resesi seks juga menyerang Negeri Sakura karena tingkat perkawinan dan kelahiran di negara ini tergolong rendah sepanjang sejarah. Menurut laporan terkini, angka pria dan wanita di Jepang yang ingin menikah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Data dari Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan sosial menemukan bahwa 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita berusia 18 dan 34 tahun di Jepang enggan menikah. Angka ini adalah yang tertinggi sejak kuesioner pertama kali dilakukan tahun 1982.
4. Singapura
Angka kelahiran bayi pada tahun 2021 di Singapura hanya 1,12. Angka ini lebih rendah ketimbang angka rata-rata global yaitu 2,3. Penyebab terjadinya Resesi seks ini karena pemerintah mengizinkan para wanita untuk melakukan pembekuan sel telur. Padahal, awalnya izin ini hanya boleh untuk wanita dengan kondisi medis tertentu.
"Kami menyadari bahwa beberapa wanita ingin mempertahankan kesuburannya karena keadaan pribadi mereka. Misal karena tidak dapat menemukan pasangan saat mereka masih muda, tetapi ingin memiliki kesempatan untuk hamil jika menikah nanti," kata administrasi Perdana Menteri Lee Hsien Loong dikutip dari South China Morning Post.
5. Amerika Serikat
Sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu, Amerika Serikat muncul isu terkena resesi seks. Hal ini terjadi karena banyaknya pasangan yang menunda pernikahan dan memiliki anak. Sebuah penelitian dari Institute for Family Studies (IFS) mengatakan, jumlah orang dewasa yang tak mau hubungan seks mengalami peningkatan sebanyak 21 persen pada 2021.