Pandemi Pacu Kreativitas Kerja Para Perempuan

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA Lifestyle – Para perempuan tetap bisa berkarya dengan bekerja di bidangnya meski pandemi COVID-19 melanda dalam beberapa tahun terakhir. Terlepas dari sisi gender, faktanya bahwa perusahaan yang dipimpin oleh perempuan terbukti lebih memberikan manfaat bagi kesejahteraan karyawan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengungkapkan hasil laporan di tahun 2020 lalu. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 47,32 persen pengusaha perempuan tercatat di 4,21 juta unit IKM. 

Sementara untuk tenaga kerja, sebesar 48,42 persen adalah perempuan. Namun, tak semua sektor mampu dikuasai oleh para perempuan sehingga masih didominasi oleh kaum laki-laki seperti di sektor jasa.

Ilustrasi bekerja

Photo :
  • Pixabay

“Jasa meliputi perbengkelan, reparasi, perawatan. Jasa masih kecil keterlibatan kaum perempuan. Masih didominasi laki-laki,” ujarnya dalam acara virtual yang digelar Unilever, Selasa 29 November 2022.

Pada perempuan, sebesar 75 persen pelaku usaha di sektor fashion dikuasai oleh perempuan. Bahkan, banyak yang mengubah haluan di masa pandemi dengan melihat tren yang ada seperti mencoba membuat masker dan alat pelindung diri lainnya. 

Pelaku usaha perempuan lainnya pun makin kreatif dengan berjualan makanan beku yang banyak dibutuhkan para ibu rumah tangga di era pandemi. Tak hanya itu, era pandemi juga membuat pelaku usaha perempuan mengembangkan minuman tradisional untuk menjaga kesehatan lantaran tinggi peminat.

"Banyak juga timbul bisnis home decor. Permintaan produk kerajinan meningkat,” tambah Reni.

Senada, Corporate Secretary and Head of Sustainability and Corporate Affairs, Unilever Indonesia Nurdjana Darus menilai perbedaan mendasar bisnis yang dimiliki perempuan dengan laki-laki adalah empati. Perempuan memiliki empati yang tinggi sehingga lebih mampu memberi kesejahteraan pada karyawannya.

“Ini perbedaan jelas anatara perusahaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Kita harap rangkul perusahaan yang dimiliki perempuan karena mereka bukan hanya mensejahterakan diri sendiri tapi juga perusahaan dan karyawan,” bebernya.