Suka Berbisnis di Media Sosial? Begini Triknya Biar Gak Ketipu

Ilustrasi bisnis online.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Jika kamu menekuni bisnis atau biasa melakukan jual beli daring menggunakan media sosial, berhati-hatilah. Pasalnya, semakin banyak kejahatan terjadi dalam jual beli di jaringan media sosial. Mulai dari barang yang tidak sesuai dengan foto, bahan tidak sesuai yang diinginkan, perbedaan warna, tindak penipuan, barang rusak hingga pengiriman yang lama. 

Kewaspadaan itu disampaikan oleh influencer Dyahhakim saat menjadi pembicara pada webinar Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Bali - Nusa Tenggara. Scroll untuk info selengkapnya.

Dalam diskusi virtual bertajuk Kiat-kiat Mengembangkan Bisnis Menggunakan Media Sosial, Dyahhakim selanjutnya menyebut lima tindakan yang patut diperhatikan untuk mencegah penipuan dalam jual beli di media sosial. 

Pertama, baca keterangan produk. Kedua, lihat rating penjual. Ketiga, cek semua media sosial yang digunakan oleh si pelaku bisnis. Keempat, tidak membayar pembelian barang secara langsung, lebih baik menggunakan payment gate way

Ilustrasi wanita berbisnis online.

Photo :
  • U-Report

"Sedangkan yang kelima adalah tidak tergiur hadiah-hadiah yang meminta uang DP," kata Dyah di hadapan peserta webinar yang juga diikuti secara nobar oleh komunitas digital di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat 21 Oktober 2022. 

Dyahhakim turut membagikan tips penting untuk mengembangkan bisnis di media sosial. Tips pertama, pilih bisnis yang banyak diminati. Lalu, susun rencana yang tepat, buat tujuan, kemudian membuat konten yang kreatif dan menarik. Berikutnya, barang yang dijual harus berkualitas dan harganya terjangkau. 

Tips selanjutnya, jalin hubungan baik dengan pelanggan, aktif dan konsisten, menggunakan selebgram untuk melakukan endorsement, dan memilih media sosial yang tepat. Dyahhakim juga menyebut urgensi mengikuti pelatihan digital marketing, kemampuan bersikap jujur dan amanah, serta kemauan menjangkau market yang luas. 

”Ditambah dengan kemampuan mengetahui keamanan dalam berbisnis di dunia digital, pelaku bisnis dan pelanggan diharapkan dapat bekerja sama saling menguntungkan, tanpa ada yang harus dirugikan,” tutup Dyahhakim, yang tampil sebagai key opinion leader.

Dari sudut pandang kecakapan digital (digital skill), Wakil Rektor IV Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Lestari Nurhajati mengatakan, untuk mengembangkan bisnis daring niscaya diperlukan kecakapan digital. 

Ilustrasi bisnis atau jualan online.

Photo :
  • Pixabay

"Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital,” tuturnya.

Lestari menambahkan, setiap kita, terlebih yang aktif berbisnis daring, juga diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital, utamanya perangkat lunak, sebagai fitur proteksi dari serangan siber. 

Lebih jauh, anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) ini mengingatkan, para pelaku bisnis di media sosial juga diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama. 

"Dengan mengenal ekosistem transaksi daring – dompet digital, market place atau lokapasar serta transaksi digital – dengan lebih baik, kita bisa terhindar dari kegiatan yang merugikan,” pungkas Lestari Nurhajati.  

Webinar #MakinCakapDigital 2022 merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra jejaring lainnya ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital.