5 Fakta Janda di Indonesia, Korban KDRT Hingga Perselingkuhan
- Freepik/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Baru-baru ini tengah ramai kasus rumah tangga yang retak karena alasan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), himpitan ekonomi dan juga perselingkuhan yang sangat menjadi sorotan. Sehingga hal tersebut bisa menyebabkan perpisahan terhadap sebuah pasangan dan seorang wanita yang cerai menjadi janda, sementara laki-lakinya menjadi duda.
Apalagi, saat ini di wilayah Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Purwakarta disebut-sebut menjadi salah satu daerah yang kasus perceraiannya meningkat. Terhitung sejak Januari hingga September 2022 ini, kasus perceraian di Kabupaten Purwakarta menembus 1.658 perkara.
Dari 1.658 perkara kasus perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama (PA) Purwakarta tersebut, di antaranya ada yang sudah diputus cerai, baik talak maupun gugat. Sehingga secara otomatis jumlah janda semakin bertambah di daerah tersebut.
Janda sendiri mungkin bukan menjadi suatu hal yang tabu lagi di Indonesia. Selain masyarakat biasa, bahkan banyak juga para publik figur wanita yang telah menyandang status janda, baik itu yang masih muda maupun yang sudah tua sekalipun dan baik yang karena cerai mati maupun cerai hidup. Berikut ini fakta-fakta soal janda di Indonesia. Yuk scroll artkelnya ke bawah.
1. Jumlah janda lebih banyak daripada duda
Jumlah janda di Indonesia diketahui lebih banyak daripada jumlah duda dalam persentase data pada tahun 2021. Berdasarkan lansiran dataindonesia.id dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase perempuan yang berstatus cerai mencapai 12,83%. Sementara, laki-laki yang menyandang status cerai hanya 4,32%.
Apabila dirinci, 10,25% perempuan berstatus cerai mati dan sisanya hanya 2,58% perempuan yang berstatus cerai hidup. Untuk laki-laki ada sebanyak sebanyak 2,66% yang berstatus cerai mati dan 1,66% berstatus cerai hidup.
2. Jadi janda karena pertengkaran rumah tangga
Salah satu faktor yang menyebabkan perceraian dalam rumah tangga adalah adanya perselisihan dan pertengkaran yang terjadi pada suami dan istri. Hal itu lah yang menjadi penyebab banyaknya kasus perceraian di Indonesia dan jumlah janda bertambah.
3. Jadi janda karena permasalahan ekonomi
Saat hendak menikah, urusan ekonomi memang harus stabil agar nantinya tidak menjadi suatu masalah dalam hubungan rumah tangga. Hal itu dikarenakan banyaknya kasus perceraian yang disebabkan oleh masalah perekenomian yang belum stabil. Sehingga hubungan rumah tangga pada akhirnya harus berakhir.
4. Jadi janda karena perselingkuhan
Perselingkuhan memang menjadi salah satu hal yang harus paling dihindari dalam hubungan rumah tangga. Orang ketiga yang muncul dalam hubungan suami dan istri sudah pasti akan menjadi suatu bencana. Entah itu muncul dari pihak suami maupun istri. ‘
Namun, di Indonesia sendiri kebanyakan kasus perselingkuhan dilakukan oleh pihak suami. Perselingkuhan juga menjadi faktor yang menyebabkan perceraian paling banyak. Tak hanya bagi orang biasa, tapi juga dialami oleh para artis.
5. Jadi janda karena KDRT
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) memang tidak dibenarkan terjadi dalam sebuah hubungan suami-istri. Hal tersebut bisa memicu adanya perpisahan yang berujung perceraian. Tak sedikit kasus perceraian terjadi karena disebabkan adanya KDRT. Umumnya, hal itu dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya, namun tak menutup kemungkinan juga seorang istri yang melakukannya terhadap suami.