Dari Sains Sampai ke Atheis, Mualaf Ini Tercerahkan oleh Islam
- Tangkapan layar
VIVA Lifestyle – Mark memutuskan menjadi Atheis sejak remaja sebab baginya ajaran tentang Tuhan memiliki anak adalah sesuatu yang tidak logis. Maka ia memutuskan untuk menjadi atheis. Baginya satu-satunya kebenaran adalah hal yang bisa diuji oleh ilmu sains.
"Dari perpesktif ini, sains adalah satu-satunya kebenaran. Apa yang bisa kita buktikan adalah satu-satunya kebenaran. Dan tidak ada kebenaran di luar dari uji ilmiah. Jadi kalau kita tidak bisa mengujinya, itu tidak benar," katanya dikutip dari salah satu kanal YouTube.
Akan tetapi menjadi Atheis telah membuatnya kehilangan tujuan hidup. Ia telah mencoba berbagai hal, namun kebahagian yang didapat hanya sementara.
"Dan gagasan untuk mengejar uang untuk apa semua itu jika pada akhirnya saya mati esok hari," ucapnya.
Melihat Mark hidup dalam keputusasaan, Ibunya pun menyarankannya untuk melanjutkan studi ke Manchaster. Di sana ia tinggal dengan seorang teman bernama Cameron dan menghabiskan masa waktu seperti mahasiswa Barat pada umumnya.
"Dia minum alkohol, dia menghisap ganja. Jika saya pergi ke Asrama dengan orang-orang yang suka pesta, jika ada yang menawarkan kokain akan saya terima," katanya.
Hingga suatu ketika, Mark dan Cameron terlibat diskusi tentang tujuan hidup mereka. Setalah mereka berdua meplajari Islam untuk beberapa lama akhirnya mereka berencan masuk Islam. Dan Tuhan menunjukkannya dengan cara yang tidak biasa.
"Saya tidak tahu apa itu Islam, saya pernah bertemu muslim, tapi tidak tahu apa itu Islam," katanya.
Cameron menunjukkan padanya apa yang selama ini ditemui. Ia mengajak Mark untuk melihat dan merasakannya juga. Sejak saat itu, ia mulai memahami konsep Islam. Hal ini sangat mengena baginya.
"Kemudian saya mempelajarai bahwa Al Quran telah terpelihara. Dan itu yang membuatnya berbeda dari yang lain. Tidak ada buku lain di planet ini yang telah dipelihara dengan cara seperti itu, termasuk hadist," katanya.
Mereka coba mempelajari itu tanpa berbicara dengan satu pun muslim. Saat terbangun dari tidur, Mark memantapkan dirinya untuk menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam.
"Saya sampai pada titik di mana saya rasa Islam masuk akal bagi saya. Tidak rumit, ini sederhana, Islam masuk akal bagi saya," ujarnya.